Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Apa itu Avigan? Dari Kasus Ebola Hingga Corona

Mengenal Avigan, darimana datangnya favipiravir ini? Tulisan tiga halaman yang menguak peran penting obat ini.
Presiden Taisho Pharmaceutical Co., Akira Uehara (kiri) Presiden dan Chief Executive Officer Fujifilm Holdings Corp., Shigetaka Komori, (tengah) dan President dan Chief Executive Officer Toyama Chemical Co., Masuji Sugata, berjabat tangan selama konferensi pers di Tokyo, Jepang, Rabu, 13 Februari 2008. Fujifilm Holdings Corp setuju untuk membeli Toyama Chemical Co. sebanyak 154,6 miliar yen. Bloomberg/Toshiyuki Aizawa.
Presiden Taisho Pharmaceutical Co., Akira Uehara (kiri) Presiden dan Chief Executive Officer Fujifilm Holdings Corp., Shigetaka Komori, (tengah) dan President dan Chief Executive Officer Toyama Chemical Co., Masuji Sugata, berjabat tangan selama konferensi pers di Tokyo, Jepang, Rabu, 13 Februari 2008. Fujifilm Holdings Corp setuju untuk membeli Toyama Chemical Co. sebanyak 154,6 miliar yen. Bloomberg/Toshiyuki Aizawa.

Upaya Mencari Obat Untuk Flu Burung

Pertanyaan besar datang. Kompetisi industri kamera digital begitu sengit, Fujifilm Holding Corp. memberanikan diri untuk menyasar segmen bisnis baru, yakni farmasi.  

Mari kembali ke 13 Februari 2008. Hari itu, mungkin menjadi momen bersejarah bagi Fujifilm Holdings Corporation untuk menggeluti bisnis yang jauh dari zona nyaman mereka.

Lompatan jauh ekspansi produsen kamera dengan merek dagang Fujifilm dan printer Xerox, ke bisnis farmasi sempat menimbulkan banyak pertanyaan. Fujifilm resmi mengakuisi Toyama Chemical Co. dengan nilai US$1,4 miliar.

President dan CEO Fujifilm Holding Corp yang saat itu menjabat, Shigetaka Komori, dalam konferensi pers menyatakan langkah akusisi Toyama Chemical Co. digunakan untuk mengembangkan obat perawatan untuk flu burung.

"Kami ingin menjadi perusahaan healthcare yang komprehensif," seperti dilansir Bloomberg.

Tomori begitu optimistis. Dia ingin menerapkan kemampuan produksi dengan teknik nanoteknologi yang awalnya dikembangkan untuk produksi film, menuju produksi obat.

Setelah 12 tahun berselang, lini usaha farmasi dan bioteknologi terus berkembang. Belum lama ini, tepatnya 20 Februari 2020, Fujifilm Corporation kembali melakukan investasi di bidang bioteknologi.

Fujifilm mengucurkan anggaran senilai US$83 juta untuk memperluas kapasitas produksi mikroba Fujifilm Diosynth Biotechnologies (FDB), atau sebuah CDMO terdepan di dunia yang mendukung mitranya di industri farmasi dengan pengembangan dan produk biologik, vaksin dan terapi gen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper