Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah tingginya produksi batu bara Indonesia memang sangat miris karena tak sebanding dengan upaya untuk meningkatkan cadangan emas hitam.
Kementerian ESDM mencatat cadangan batu bara saat ini berada di angka 37,6 miliar ton, sementara untuk sumber dayanya sebesar 149 miliar ton.
Dari sumber daya batu bara yang sebanyak 149 miliar ton terdiri dari sebesar 59 persen dari sumber daya batu bara merupakan kalori medium 5.100-6.100 kal/gr, kalori rendah 31 persen, kalori tinggi 7 persen, dan kalori sangat tinggi hanya 3 persen.
Cadangan terbukti batu bara Indonesia masih berada di bawah negara lain seperti Amerika, Rusia, Australia, China, dan India. Cadangan terbukti batu bara Indonesia hanya mencakup 3,5 persen dari total cadangan di dunia.
Indonesia pun menempati urutan ke enam berdasarkan ketahanan cadangan batu bara. Adapun urutan pertama yang memiliki cadangan batu bara terbanyak diduduki oleh Amerika, Rusia, Australia, China, dan India.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bambang Gatot Ariyono pun tak menampik cadangan batu terbatas di tengah kenaikan produksi yang cukup signifikan.
Produksi dan penjualan batu bara nasional terus menunjukkan peningkatan sejak 2016 hingga 2019. Pada 2016, realisasi produksi 456 juta ton dimana sebanyak 91 juta ton untuk memenuhi dalam negeri dan sisanya dilakukan ekspor.
Pada 2017 produksi batu bara menjadi 461 juta ton, dimana sebanyak 97 juta ton untuk penggunaan dalam negeri dan sisanya diekspor. Produksi baru bara di 2018 menjadi dimana sebanyak 115 juta ton untuk penggunaan dalam negeri dan sisanya ekspor.
Tahun lalu, produksi batu bara Indonesia mencetak rekor yakni mencapai 610 juta ton dimana untuk penjualan dalam negerinya sebanyak 138 juta ton dan sisanya diekspor.
Sepanjang tahun ini, pemerintah menargetkan produksi batu bara dan penjualannya sekitar 550 juta ton. Adapun hingga 6 Maret 2020, realisasi produksi batu bara sudah mencapai 94,72 juta ton.