Bisnis.com, JAKARTA - Jumlah pengguna kereta rel listrik (KRL) Jabodetabek diprediksi mengalami penurunan hingga 27 persen seiring dengan implementasi anjuran bekerja dari rumah (work from home/WFH) pemerintah guna mencegah penularan wabah virus corona (Covid-19).
VP Corporate Communications PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Anne Purba mengatakan hingga pukul 14.00 WIB, jumlah pengguna jasa KRL hanya mencapai 350.000 orang. Adapun, normalnya jumlah pengguna rata-rata bisa sebanyak 1,1 juta orang per hari.
"Kami memprediksi hari ini jumlah pengguna mencapai 700.000-800.000 orang atau turun 27 persen. Sepertinya beberapa perusahaan juga sudah menerapkan anjuran work from home," kata Anne dalam siaran pers, Senin (16/3/2020).
Dia menjelaskan sejak adanya pemberitahuan mengenai kuliah daring, penutupan tempat umum, dan destinasi wisata sejak Sabtu (14/3/2020), pengguna jasa KRL turun 32 persen. Penurunan ini khususnya terlihat di sejumlah stasiun yang terdampak kebijakan ini yaitu, Stasiun Ancol (turun 59 persen), Stasiun Jakarta Kota (turun 38 persen), Stasiun Juanda (turun 25 persen), dan Stasiun UI (turun 17 persen).
Anne menambahkan perjalanan KRL Commuter Line masih berjalan normal seperti biasa dengan melayani 991 perjalanan yang meliputi seluruh lintas yaitu Bogor/Depok-Jakarta Kota pp, Bogor/Depok-Jatinegara pp, Cikarang/Bekasi-Jakarta Kota pp, Rangkasbitung-Tanah Abang pp, Tangerang-Duri pp, dan Tanjung Priok-Jakarta Kota pp.
KCI, operator KRL Jabodetabek, dalam situasi saat ini berupaya untuk tetap menyediakan layanan transportasi kepada masyarakat yang membutuhkan terutama petugas medis, pekerja di apotek, pekerja di sektor layanan publik dan hingga sektor logistik yang vital termasuk penyediaan bahan pokok.
Baca Juga
Pihaknya mengajak para penggunanya mengikuti imbauan dari pemerintah untuk bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah. Imbauan tersebut penting untuk mencegah penyebaran virus corona semakin meluas.
"KRL akan tetap beroperasi normal tanpa mengurangi frekuensi perjalanan. Kami berharap layanan ini dapat digunakan untuk kebutuhan mendesak yang harus menggunakan transportasi publik," ujarnya.