Bisnis.com, JAKARTA – Dua perusahaan energi global menggandeng Satria Group tertarik menanamkan modalnya pada pembangunan kilang baru dan upgrading kilang yang ada untuk meminimalisasi ketergantungan impor minyak dan gas.
Dua nama perusahaan energi besar internasional itu adalah Litasco SA-Luk Oil dan Energen Global DMCC.
Satria Grup memiliki lahan di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, yang strategis untuk dibangun kilang minyak baru bekerjasama dengan dua perusahaan global itu.
Sebagai informasi, Litasco SA merupakan perusahaan perdagangan dan pemasaran energi internasional eksklusif yang berkantor pusat di Geneva, Switzerland, yang merupakan "trading arm" perusahaan migas Luk Oil asal Rusia serta memiliki afiliasi di Hong Kong, Kazakhstan, Singapura, Belanda, Uni Emirat Arab, Amerika Serikat, serta kantor perwakilan di India dan Rusia.
Sementara itu, Energen Global DMCC adalah perusahaan trading dengan kantor pusat di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA).
Country Representative Energen Bayu Kristanto mengatakan bosnya, Ruggero Maman sebagai Chairman of the Board for Energen Trading DMCC, telah memiliki pengalaman mumpuni di bidang perminyakan.
Dia berpengalaman dalam perdagangan produk-produk minyak dan gas dengan skala global serta mempunyai participating interest (PI) di beberapa lapangan minyak di Afrika.
Selama 20 tahun terakhir, kata Bayu, Ruggero mempunyai pengalaman dalam perdagangan dan pembiayaan migas, serta sebagai penasihat (advisor) migas untuk Menteri Ekonomi dan Pembangunan Kamerun, Menteri Keuangan Yaman, Kementerian Pertahanan Italia, dan Penasihat Perdana Menteri Lebanon.
“Ruggero Maman adalah orang yang sangat berperan dalam penjualan produk minyak ke Yaman dan mempunyai pengalaman pra-pembiayaan produk-produk terkait minyak dan memfasilitasi perjanjian pra-keuangan untuk Balkar Trading, Exxon, dan Nomura Securities,” ujar Bayu dalam keterangan pers, Senin (16/3/2020).
Ruggero, kata Bayu, juga memiliki kompetensi unik dalam pembuatan dan lisensi perusahaan sebagaimana ditunjukkan selama perannya sebagai Wakil Presiden Pemasaran Layanan Jet Timur Tengah.
Sementara itu, mitra strategis, Satria Group adalah perusahaan swasta nasional bereputasi internasional yang didirikan pada tahun 1991 dan merupakan inisiator pembangunan kilang Balikpapan dengan kapasitas 60.000 bopd, serta terlibat dalam perluasan Kilang Cilacap dan Lapangan gas Asamera (sekarang Conoco Phillips).
Selain itu, pengalaman Satria bukan dalam hitungan tahun, melainkan sudah belasan tahun beroperasi dalam meningkatkan kompetensi dan mengembangkan organisasi yang responsif dan gesit menjadi strategi kuat Satria menggarap proyek-proyek strategis bangsa.
Bayu menyebut konsorsium itu tertarik untuk berpartisipasi dalam investasi pengembangan Refinery Development Master Plan (RDMP) milik Pertamina serta pembangunan kilang baru bekerjasama sama dengan Pertamina guna meningkatkan Strategic Petroleum Reserve (SPR), peningkatan ketahanan stok dan pasokan nasional serta mengurangi biaya impor yang harus dikeluarkan oleh Pertamina dan Pemerintah Indonesia.
“Menurut info yang kami dapatkan dari Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Pertamina telah membatalkan kontrak kerja sama dengan salah satu perusahaan global untuk pengembangan kilang baru (Grasroot Refinery) Bontang Kalimantan Timur. Untuk itu, kami bersedia menjajaki kemungkinan menggantikan posisi mitra Pertamina sebelumnya tersebut,” ujarnya.
Keyakinan anggota ketiga konsorsium tersebut untuk membangun kilang baru atau merestrukturisasi kilang-kilang lama sudah sejalan dengan keinginan Presiden Jokowi yang diutarakan pada saat pelantikan dirinya sebagai Presiden RI.