Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kilang LNG Proyek Abadi Dibangun di Yamdena? Ini Pernyataan SKK Migas

Pulau Yamdena sendiri memiliki luas sebesar 2.981 kilometer persegi.
(Duduk dari kiri ke kanan) Ketua SKK Migas Dwi Sutjipto, CEO Inpex Masela Ltd Shunichi Sugaya, dan President & CEO Inpex Corporation Takayuki Ueda menandatangani Head of Agreement (HoA) terkait pengembangan Lapangan Gas Abadi di Blok Masela di sela-sela pertemuan para menteri energi dan lingkungan negara-negara G20 di Karuizawa, Jepang, Minggu (16/6/2019)./Bisnis-Hery Trianto
(Duduk dari kiri ke kanan) Ketua SKK Migas Dwi Sutjipto, CEO Inpex Masela Ltd Shunichi Sugaya, dan President & CEO Inpex Corporation Takayuki Ueda menandatangani Head of Agreement (HoA) terkait pengembangan Lapangan Gas Abadi di Blok Masela di sela-sela pertemuan para menteri energi dan lingkungan negara-negara G20 di Karuizawa, Jepang, Minggu (16/6/2019)./Bisnis-Hery Trianto

Bisnis.com, JAKARTA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan pelabuhan kilang liquid natural gas (LNG) akan dibangun di dekat Pulau Nustual.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyatakan pulau yang dipilih antara pihaknya bersama dengan Inpex Masela Ltd., dan Pemerintah Daerah Maluku yakni Pulau Nustual akan digunakan sebagai pelabuhan penunjang kilang LNG nantinya.

Dwi mengatakan, Pulau Nustual akan difungsikan sebagai penunjang infrastruktur yang di antaranya untuk kebutuhan logistik LNG dari pelabuhan kilang LNG. Salah satu penyimpanan pipa gas akan diarahkan di pelabuhan tersebut.

Untuk luas lahan, Pulau Nustual memiliki luas sebesar 27 Ha. Lebih lanjut, tahapan pengadaan tanah secara keseluruhan diperkirakan memakan waktu kurang lebih 8 bulan, sedangkan jangka waktu pelaksanaan pembangunan pelabuhan kilang gas alam cair diperkirakan kurang lebih selama 58 bulan.

“Iya dekat-dekat situ [Pulau Nustual], di situ kan pulau nanti di sebelahnya,” katanya di Jakarta, Senin (16/3/2020).

Adapun di sebelah Pulau Nustual, terdapat Pulau Yamdena. Bahkan, jika Anda melihat dari foto satelit, tampak Nustual menyatu dengan Pulau Yamdena. Pulau Yamdena sendiri memiliki luas sebesar 2.981 kilometer persegi.

Selain Pulau Yamdena, ada pula Pulau Selaru. Hanya saja, luas Pulau Selaru relative lebih kecil dibandingkan dengan Yamdena. Untuk luas daratan Pulau Selaru tercatat sebesar 353,87 km persegi.

Pulau Yamdena memang pulau dengan daratan terbesar di Kepulauan Tanimbar, Maluku.

Sementara itu, Deputi Operasi Julius Wiratno mengatakan kebutuhan lahan untuk pembangunan terminal LNG ataupun kilang setidaknya perlu lahan seluas 900 hektare (Ha). Menurutnya, ditambah dengan buffer zone, maka keperluan lahan setidaknya mencapai 1.000 Ha.

"LNG plant itu besar, Nustual itu pulau kecil. Paling maksudnya buat pelabuhan penunjang, dia itu pulau kecil yang deket Pulau Yamdena," katanya.

Selain itu, Julius menyebut FID ditargetkan dilakukan pada Kuartal IV/2022. Apabila semuanya berjalan sesuai rencana, konstruksi Proyek LNG Masela ini akan dapat dimulai pada Kuartal I/2023.

Adanya penyebaran Virus Korona, diakuinya akan berdampak pada proses yang sedang berlangsung. Namun, hal tersebut masih dapat diantisipasi.

“Dibutuhkan sekitar satu bulan untuk membersihkan peralatan survei dengan desinfektan, khususnya peralatan yang berasal dari negara yang terpapar virus corona. Peralatan survey ini sangat penting karena support data langsung untuk keperluan FEED,” tambahnya


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper