Bisnis.com, JAKARTA - PT MRT Jakarta (Perseroda) memperkirakan pembangunan jalur pada fase dua akan menelan biaya investasi hingga tiga kali lipat untuk setiap kilometer.
Direktur Utama PT MRT Jakarta William Subandar mengatakan pada fase pertama menelan biaya Rp16 triliun untuk 16 Km, atau Rp1 triliun per Km. Adapun, pada pekerjaan fase dua hingga Kampung Badan sepanjang 8 Km dan konstruksi lanjutan ke Ancol menjadi sepanjang 10 km dengan estimasi dana senilai Rp30 triliun.
"Pembangunan fase satu Rp1 triliun per Km, sedangkan fase dua biaya yang haru dirogoh senilai Rp3 triliun per Km," kata William kepada Bisnis.com, Rabu (11/3/2020).
Dia menuturkan biaya yang lebih besar tersebut disebabkan oleh kondisi alam dan geografis di sepanjang jalur fase dua. Pertama, sebagian besar tanahnya tergolong lunak karena bercampur air laut dan risiko penurunan muka air tanah di kawasan Jakarta Utara.
Kedua, imbuhnya, yakni wilayah yang akan dilalui jalur MRT merupakan kawasan padat sehingga konstruksinya membutuhkan teknologi yang lebih canggih untuk mengakali keterbatasan lahan.
Ketiga, pembangunan jalur juga memperhitungkan keberadaan sungai. Apabila pembangunan pada fase pertama hanya memerlukan kedalaman sekitar 20 meter, maka di kawasan fase dua mencapai 30 meter.
Baca Juga
Pihaknya menambahkan jalur pada fase dua bakal melalui banyak bangunan cagar budaya diantaranya, Bank Indonesia, Harmoni, Monas, hingga Kota Tua. Kondisi tersebut, memerlukan pendekatan desain khusus dalam membangun stasiun MRT.
“Harus dibangun sebagai kesatuan. Itu mengapa lebih mahal dibandingkan dengan fase satu,” tekannya.