Bisnis.com, JAKARTA – Gunung Merapi, menjadi salah satu gunung aktif di dunia selain Gunung Sakurajima di Jepang dan Mauna Loa di Hawaii.
Gunung Merapi kembali erupsi pada Selasa (3/3/2020) pukul 05.22 WIB, dengan ketinggian kolom mencapai 6.000 meter ini. Menyandang status gunung teraktif, erupsi Merapi memang terjadi tiap tahunnya dengan skala letusan berbeda.
Belum lekang diingatan, erupsi Merapi pada 2010 menjadi yang terbesar dalam kurun 10 tahun terkahir. Saat itu, juru kunci Gunung Merapi Mbah Maridjan ikut menjadi korban.
Fenomena erupsi Merapi, seakan sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan bagi penduduk yang tinggal di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Bahkan, bisa dikatakan penduduk yang hidup di sekitar Merapi sudah memahami gunung dengan ketinggian 2.930 meter di atas permukaan laut ini.
Tidak hanya itu, grup musik beraliran folk asal Yogyakarta, Rubah Di Selatan, membawakan lagu Merapi Tak Pernah Ingkar Janji. Judul lagu itu pun, sempat mengemuka saat erupsi Merapi 2010. Kala itu, Ketua Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi ESDM Surono mengatakan bahwa Merapi tak pernah ingkar janji.
Baca Juga
Kalimat itu, merujuk pada sejarah panjang proses letusan Gunung Merapi tercatat bahwa dalam periode siklus pendek yang terjadi setiap antara 2–5 tahun, sedangkan siklus menengah setiap 5 – 7 tahun.
Menurut, volkanolog Institut Teknologi Bandung (ITB) Mirzam Abdurrachman Gunung Merapi juga memiliki periode letusan pendek setiap empat tahunan dan jangka panjang setiap 10-15 tahun sekali.
Sebenarnya, jika mengikuti perkiraan Mirzam, maka saat ini merupakan periode letusan panjang Merapi terjadi (merujuk erupsi 2010).
Namun hal tersebut tidak perlu menjadi kekhawatiran bagi penduduk sekitar dengan cara mengetahui mitigasi diri yang baik.
Tulisan serial ini, akan memaparkan perspektif Mirzam Abdurrachman dan Badan Geologi Kementerian ESDM tentang Gunung Merapi.