Bisnis.com, JAKARTA – China diperkirakan mencatat pertumbuhan ekonomi yang lebih buruk dari perkiraan pada kuartal pertama setelah sektor manufaktur mencatat rekor aktivitas manufaktur terendah pada Februari karena wabah virus corona.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Biro Statistik Nasional China, Indeks manajer pembelian (purchasing managers’ index/PMI) sektor manufaktur jatuh ke level 35,7 pada Februari dari level 50 di bulan sebelumnya.
Bahkan sebelum data dirilis, median estimasi para ekonom yang disurvei Bloomberg memperkirakan bahwa ekonomi akan menyusut dalam tiga bulan hingga Maret dari kuartal terakhir tahun 2019, dan data yang PMI mengejutkan lemah mendorong penurunan kembali proyeksi ekonom.
Selain itu, data yang dirilis IHS Markit juga mencatat indeks PMI Caixin Manufacturing anjlok ke level 40,3 pada Februari, dari level 51,1 pada bulan Januari.
Produksi turun tajam selama Februari karena banyak perusahaan tutup atau beroperasi di bawah kapasitas menyusul pembatasan yang diberlakukan sebagai tanggapan terhadap wabah virus corona. Tingkat kontraksi ini merupakan yang tercepat dalam sejarah, sekaligus mengakhiri periode ekspansi selama enam bulan berturut-turut.
Jumlah total pekerjaan baru yang diterima oleh produsen China juga menurun pada tingkat yang paling curam sejak survei dimulai pada awal 2004. Sementara itu, sektor manufaktur di China mencatat penurunan penjualan pertama sejak Juni 2019.
Perkiraan Kontraksi PDB
Menyusul kontraksi PMI manufaktur, tim ekonom Nomura Holdings Inc. yang dipimpin oleh Lu Ting mengatakan dalam sebuah laporan mengatakan produk domestik bruto (PDB) diperkirakan menyusut 2,5 persen pada kuartal pertama dari periode sebelumnya, lebih rendah dari proyeksi dalam survey Bloomberg pekan lalu yang memperkirakan penyusutan 1,5 persen PDB.
Standard Chartered Plc sudah memperkirakan kontraksi 1,5 persen sebelum rilis data PMI, sementara Australia & New Zealand Banking Group Ltd. memperkirakan penurunan 2 persen, menurut laporan setelah rilis data.
"Tingkat penurunan laju ekonomi di China, pukulan ke rantai pasokan global, dan wabah virus corona di China dan global semuanya sulit diukur dengan tingkat akurasi yang tinggi," tulis ekonom Bloomberg yang dipimpin oleh Chang Shu dalam sebuah laporan.
Jika ekonomi berkontraksi, ini akan menjadi pertama kalinya terjadi dalam data yang sebanding yang berasal dari 2011.
Pacific Investment Management Co juga memperkirakan wabah virus corona menyebabkan kontraksi terhadap PDB kuartal pertama china sebesar 6 persen, sementara ekonom Barclays Bank Plc memperkirakan penurunan PDB mencapai 8,9 persen, yang diikuti oleh pemulihan yang cepat.
Pandangan Pacific Investment Management sejalan dengan ekonom Goldman Sachs Group Inc., yang mengatakan dalam sebuah laporan pada Jumat (28/2) bahwa PDB global akan menyusut secara triwulanan dalam dua kuartal pertama tahun ini sebelum rebound di semester kedua.
Meskipun PMI manufaktur terkontraksi bulan Februari, tim analis CICC termasuk Yue Yan mengatakan data PMI manufaktur diperkirakan kembali meningkat pada bulan Maret.
"Tindakan penahanan virus diambil setelah wabah Covid-19 pecah, yang dapat mengurangi aktivitas ekonomi dalam jangka pendek. Dengan wabah secara bertahap terkendali, lembaga pemerintah telah membersihkan hambatan yang tidak diinginkan untuk dimulainya kembali produksi," catat mereka.