Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasokan Perkantoran di Luar CBD Terkonsentrasi di Jakarta Pusat

Pasokan baru ruang perkantoran hingga 2023 mendatang sebagian besarnya diperkirakan akan berlokasi di Jakarta Pusat.
Deretan gedung perkantoran dilihat dari kawasan Gajah Mada, Jakarta, Kamis (25/10/2018)./ANTARA-Indrianto Eko Suwarso
Deretan gedung perkantoran dilihat dari kawasan Gajah Mada, Jakarta, Kamis (25/10/2018)./ANTARA-Indrianto Eko Suwarso

Bisnis.com, JAKARTA - Konsultan properti Savills Indonesia memperkirakan adanya tambahan pasokan ruang perkantoran yang berlokasi di luar kawasan pusat bisnis Jakarta mencapai 432.000 meter persegi hingga 2023 mendatang.

Head of Research Savills Indonesia Anton Sitorus mengatakan bahwa pasokan baru perkantoran di luar kawasan pusat bisnis atau di luar CBD akan terkonsentrasi di Jakarta Pusat dengan porsi sebesar 36 persen, Jakarta Selatan 35 persen, Jakarta Utara 18 persen dan Jakarta Barat 10 persen.

"Jakarta Pusat mulai menyalip Jakarta Selatan sebagai kontributor pasokan yang juga didukung oleh akses mudah ke area CBD," kata Anton dalam laporan tertulisnya, Senin (2/3/2020).

Dalam hal segmentasi, dia mengungkapkan kelas B tetap menjadi prioritas pembangunan ruang kantor baru dengan kisaran 74 persen, sedangkan sisanya 25 persen merupakan kelas A, dan yang porsi terendah adalah segmen C.

Dari sisi permintaan, Anton menyebut bahwa permintaan ruang kantor di luar CBD berasal dari perusahaan teknologi seperti fintech, kemudian e-commerce dan ruang kerja bersama alias co-working space.

"Perusahaan baru dapat melihat area di luar CBD sebagai peluang yang baik untuk memulai bisnis mereka karena biaya operasional yang lebih rendah jika dibandingkan dengan area CBD," ujarnya.

Selain itu, gedung perkantoran di luar CBD juga memiliki koneksi transportasi yang baik untuk menuju ke kawasan CBD menyusul adanya Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta.

Anton mengatakan dari sekitar 431.000 meter persegi tersebut diperkirakan lebih dari setengahnya akan masuk pasar pada tahun ini. Jika melihat kondisi itu, maka tingkat kekosongan diperkirakan akan meningkat di kisaran 27 persen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ilham Budhiman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper