Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masih Ada Gap Realisasi dan Target Investasi dalam RPJMN

Pemerintah menjadikan investasi jadi pendorong utama pembangunan ekonomi nasional.
Presiden Joko Widodo (keempat kiri) bersama Kepala BKPM Bahlil Lahadalia (ketiga kiri), Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (ketiga kanan), Menteri Keuangan Sri Mulyani (kedua kiri), Mendagri Tito Karnavian (kanan), Jaksa Agung ST Burhanuddin (keempat kanan), Kapolri Jenderal Pol Idham Aziz (kedua kanan) dan Seskab Pramono Anung (kiri) menekan tombol saat membuka Rakornas Investasi 2020 di Jakarta, Kamis (20/2/2020)./ ANTARA - Hafidz Mubarak Ann
Presiden Joko Widodo (keempat kiri) bersama Kepala BKPM Bahlil Lahadalia (ketiga kiri), Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (ketiga kanan), Menteri Keuangan Sri Mulyani (kedua kiri), Mendagri Tito Karnavian (kanan), Jaksa Agung ST Burhanuddin (keempat kanan), Kapolri Jenderal Pol Idham Aziz (kedua kanan) dan Seskab Pramono Anung (kiri) menekan tombol saat membuka Rakornas Investasi 2020 di Jakarta, Kamis (20/2/2020)./ ANTARA - Hafidz Mubarak Ann

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah masih putar otak memangkas gap target investasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 dan realisasi investasi yang tercatat.

Deputi bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengemabngan Wilayah Kementerian Koodinator Perekonomian Wahyu Utomo mengatakan dalam RPJMN 2020 – 2024 pemerintah mengharapkan investasi jadi penopang utama pertumbuhan ekonomi.

“Berdasarkan catatan, RPJMN 2024 diperkirakan kebutuhan investasi Rp5.300 triliun, sementara berdasarkan catatan realisasi investasi hanya sekitar Rp800—Rp900 triliun per tahun,” katanya dalam seminar Roadmap Industri Manufaktur Indonesia, Kamis (27/2/2020).

Pada tahun ini, BKPM menargetkan realiasasi investasi PMDN dan PMA pada sebesar Rp886,3 triliun atau naik 9,6 persen dari tahun lalu. Selanjutnya, sepanjang periode 2020-2024 BKPM membidik rata-rata pertumbuhan investasi sebesar 11,7 persen secara tahunan.

Dari perhitungan yang ada, terlihat jurang pemisah yang besar antara target dan realisasi investasi. Untuk itu, pihaknya berkomitmen mendukung pengembangan kawasan industri dan kawasan ekonomi khusus di Indonesia, dengan pembangunan infrastruktur dan meningkatkan konektivitas antardaerah.

Dia menambahkan dukungan insentif fiskal yang diberikan diharapkan dapat mengakselerasi pengembangan KEK ke depannya. Pemerintah pun telah menyiapkan sejumlah proyek strategis untuk menunjang konektivitas.

“Intinya proyek-proyek yang akan kita bangun harus bisa menghubungkan kawasan-kawasan tersebut agar punya nilai tambah yang lebih tinggi,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper