Bisnis.com, DENPASAR - Provinsi Bali berpotensi kehilangan pendapatan Rp140 miliar perbulannya akibat dari dampak wabah virus vorona atau COVID-19.
Kepala Dinas Pariwisata Bali Putu Astawa mengatakan, jumlah tersebut berdasarkan rerata kedatangan wisatawan China yang biasanya mencapai 100.000 orang per bulannya, dengan pengeluaran perharinya sebesar Rp1,4 juta.
"Jumlah turis China yang datang, sebulan sekitar 100.000 orang dengan pengeluaran perhari sekitar Rp1,4 juta jadi sekitar Rp140 miliar per bulan potensi kehilangan pendapatannya," ujarnya kepada Bisnis, Rabu, (26/2/2020).
Potensi kerugian tersebut bisa saja meningkat lantaran tidak ada lagi penerbangan dari dan ke China sejak diberhentikan sementara waktu beberapa hari lalu.
Selain itu, Astawa juga menjelaskan, dampak negatif lainnya adalah turunnya rata-rata okupansi hotel saat low season sebesar 10 persen-15 persen. Biasanya tingkat hunian saat low season mencapai 65 persen.
Dia menerangkan, berdasarkan pantauannya, sampai saat ini wisatawan asal China yang membatalkan kunjungannya ke Bali masih stagnan di posisi 20.000 - 25.000 orang. Hal itu tak lepas dari tidak adanya jadwal penerbangan dari dan menuju China.
Baca Juga
Namun, terkait dengan dampak negatif yang ditimbulkan akibat merebaknya virus corona, dia menyebut, Pemerintah Pusat telah mengeluarkan kebijakan yang tepat dalam membantu pemulihan pariwisata dan perekonomian.
Di sisi lain, dalam rangka mempercepat pemulihan kondisi pariwisata Bali, menurutnya, Gubernur Bali akan menyelenggarakan rapat koordinasi dengan mengundang seluruh pejabat untuk merumuskan program aksi yang akan diterapkan dalam jangka pendek dan jangka menengah.
Seperti diketahui, jumlah wisatawan China yang datang ke Bali merupakan yang terbesar kedua dengan porsi mencapai 18,2 persen dari total jumlah wisman yang datang ke Indonesia.