Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Antam Resourcindo Serap Emas Produksi Desa Tatelu

PT Antam Resourcindo, entitas anak PT Aneka Tambang Tbk., menandatangani perjanjian kerja sama untuk menyerap emas hasil produksi Koperasi Batu Emas dari Desa Tatelu, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara.
Direktur Utama Antam Resourcindo Dadang Hadi Praptomodan Ketua KSU Batu Henri Walukowmenandatangani perjanjian di Balai Desa Tatelu, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara, Jumat (21/2/2020)./Bisnis- M. Nurhadi Pratomo
Direktur Utama Antam Resourcindo Dadang Hadi Praptomodan Ketua KSU Batu Henri Walukowmenandatangani perjanjian di Balai Desa Tatelu, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara, Jumat (21/2/2020)./Bisnis- M. Nurhadi Pratomo

Bisnis.com, MINAHASA UTARA -  PT Antam Resourcindo, entitas anak PT Aneka Tambang Tbk., menandatangani perjanjian kerja sama untuk menyerap emas hasil produksi Koperasi Batu Emas dari Desa Tatelu, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara.

Perjanjian itu ditandatangani oleh  Antam Resourcindo dengan Koperasi Batu Emas, Yayasan Emas Artisanal Indonesia (YEAI), dan Artisanal Gold Council (AGC) di Balai Desa Tatelu, Jumat (21/2/2020).

Direktur Utama Antam Resourcindo Dadang Hadi Praptomo menjelaskan bahwa pihaknya mendapat tugas dari induk usaha untuk mengelola atau menampung emas domestik. Dengan demikian, perseroan bertugas sebagai offtaker bagi Aneka Tambang (Antam).

Sebelumnya, Dadang menyebut perseroan hanya menyerap produksi dari pemilik izin usaha pertambangan (IUP). Namun, kini perseroan memperluas dengan membidik hasil proses dari pemegang izin pertambangan rakyat (IPR).

Untuk hasil tambang skala kecil yang diserap, dia mensyaratkan dua hal utama yakni izin resmi dan bebas dari penggunaan merkuri. Koperasi Batu Emas di Desa Tatelu menjadi pilot project atau percontohan karena telah memenuhi persyaratan tersebut.

“AGC sudah presentasi ke kami [terkait Koperasi Batu Emas] ternyata sama dengan konsep kami. Ini pertama kalinya kami menyerap hasil produksi koperasi,” jelasnya Jumat (21/2/2020).

Dengan kerja sama yang diteken, Dadang menyebut Koperasi Batu Emas tidak perlu menjual lagi hasil produksinya kepada pihak lain. Artinya, Antam Resourcindo akan menyerap dengan harga kompetitif.

Dia mengungkapkan akan meningkatkan penyerapan emas dari produksi domestik. Pasalnya, saat ini realisasinya baru sebesar 500 kilogram (kg) hingga 600 kg per tahun.

“Harapanya dengan menyerap dari IPR bisa naik dua hingga tiga kali lipat,” ujarnya.

Selain di Tatelu, Dadang mengatakan pihaknya juga akan menyerap hasil tambang emas skala kecil lain yang berada di bawah bimbingan AGC. Salah satunya berlokasi Parenggean, Kalimantan Tengah.

“Kami tertarik masuk karena konsep berpikirnya sudah sama,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Koperasi Serba Usaha (KSU) Batu Emas Henri Walukow mengatakan sebelumnya penjualan emas hasil produksi masih dilakukan oleh masing-masing anggota. Lewat kerja sama, penjualan dilakukan secara kolektif melalui wadah koperasi.

“Dalam rancangan perjanjian kerja sama, kami punya limit minimal setiap 5 kg ke Antam Resourcindo. Kerja sama ini selama mungkin selama cadangan emas di Tatelu tersedia,” paparnya.

Henri mengatakan selama ini penjualan emas hasil produksi dari Tatelu melalui jalur yang panjang. Tahapan yang harus dilalui yakni melalui pengepul, pembeli, lalu ke toko.

“Tetapi semua ujung-ujungnya juga menjual ke Antam. Ini yang coba kami potong sehingga lebih kompetitif,” ujarnya.

Agni Pratama, Country Project Manager Artisanal Gold Council mengungkapkan potensi emas yang dimiliki oleh Tatalu terbilang besar. Pasalnya, wilayah itu mampu menghasilkan 14 kg emas per bulan.

Agni menyebut kerja sama dengan Antam Resourcindo dapat meningkatkan kapasitas produksi Koperasi Batu Emas. Dengan catatan, proses yang ditempuh sesuai dengan aturan pertambangan.

Dia menjelaskan bahwa AGC memiliki fokus di pertambangan emas rakyat. Menurutnya, jumlah penambang emas kecil mencapai 1,2 juga penambang rakyat.

AGC mencatat potensi pertambangan emas skala kecil tidak kalah dengan perusahaan besar. Sektor itu menurutnya berkontribusi terhadap 30 persen hingga 40% total produksi nasional.

Agni menyebut kolaborasi dengan YAEI memiliki misi utama untuk menghilangkan penggunaan merkuri. Untuk mencapai tujuan itu, diperlukan pendekatan secara holistik.

Selain memperkenalkan solusi pemrosesan emas tanpa merkuri, AGC juga membuka pasar bagi pertambangan emas skala kecil. Dalam satu tahun terakhir, pihaknya intensif melakukan pendekatan dengan pasar emas baik domestik maupun internasional.

“Jadi ada potensi juga emas rakyat ini masuk ke pasar lebih jauh lagi,” tuturnya.

Kendati demikian, dia melihat pasar dalam negeri masih membutuhkan pasokan emas. Hal itu tercermin dari Antam Resourcindo yang masih banyak melakukan impor untuk memenuhi produksi di Antam.

Agni berharap terbukanya pasar dan bertambahnya nilai untuk emas yang diproses dengan baik dan tanpa menggunakan merkuri akan dilihat penambang lain. Dengan demikian, langkah itu dapat mempengaruhi kegiatan penambangan emas di wilayah lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper