Bisnis.com, JAKARTA - Produsen pesawat terbang Boeing memproyeksikan permintaan pesawat baru di kawasan Asia Tenggara akan mencapai 4.500 pesawat terbang baru atau senilai US$710 miliar.
Randy Tinseth, Wakil Presiden Pemasaran Komersial The Boeing Company, mengatakan hingga 20 tahun mendatang jenis pesawat lorong tunggal akan menjadi pendorong pertumbuhan kapasitas utama di Asia Tenggara.
Tingginya permintaan, sebut dia, akan berasal dari negara dari Vietnam, Thailand dan Indonesia. Diantara ketiganya, Vietnam mengalami pertumbuhan permintaan terkuat sebesar 15 persenper tahun. Disusul oleh Thailand dan Indonesia masing-masing sebesar 10 persen.
"Nilai permintaan didasarkan atas daftar harga jual ini yang diperkirakan mencapai US$710 miliar hingga 2020 mendatang," jelasnya, melalui keterangan resmi, Rabu (12/2/2020).
Menurutnya, faktor pendorong pesatnya permintaan di tiga negara tersebut tidak lepas dari pertumbuhan masyarakat kelas menengah. Selain itu, ujar dia, perkembangan pariwisata domestik, regional, dan internasional yang kuat di Asia Tenggara akan menjadi salah satu magnet bagi pasar aviasi terbesar dunia.
Berdasarkan jenisnya, Randy memproyeksikan kawasan tersebut
Baca Juga
membutuhkan berbadan lebar dalam jumlah yang sigifikan baik dari sisi nilai maupun jumlah unit. Tingkat permintaan untuk pesawat jenis lebar diprediksikan memcapai 19 persen dari total jumlah pengiriman baru.
Pesawat berbadan lebar, terangnya, akan banyak diminati lantaran kawasan tersebut akan banyak melayani rute jarak jauh internasional baru antar kota. Hal ini, tekannya, juga sejalan dengan strategi ekspansi maskapai secara jangka panjang.
Dampak peningkatan ini juga akan berimbas terhadap kebutuhan untuk 182.000 pilot komersial, kru kabin, dan teknisi penerbangan untuk menerbangkan dan mengelola armada pesawat terbang di seluruh Asia Tenggara.
Jumlah ini diperoleh dari gabungan pengiriman pesawat baru, tingkat penggunaan pesawat terbang tahunan, serta permintaan kru berdasarkan kawasan dan ketentuan regulasi.