Bisnis.com, JAKARTA - Akses Tol Priok (ATP) dinilai belum maksimal fasilitasi aktivitas logistik dari dan menuju Pelabuhan Tanjung Priok, DKI Jakarta. Kendati demikian, waktu tempuh sudah berkurang 50%.
Ketua DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi mengatakan secara umum ATP yang sudah terintegrasi sejak 2018 dapat mengurangi waktu tempuh hingga 50% dan menurunkan biaya transportasi bagi pengendara yang melintas.
"Sayangnya, masih terjadi kemacetan akses jalur logistik dari dan ke Pelabuhan Tanjung Priok. Jika dilihat secara utuh ada keterkaitan dengan pembatasan jam operasi angkutan barang di Tol Cikampek, mahalnya tarif tol akses Tanjung Priok dan masih rendah kualitas layanan di Terminal NPCT 1," jelasnya saat dihubungi Bisnis, Rabu (12/2/2020).
Di sisi lain, kemacetan di Cikunir menyebabkan kendaraan besar dari Tanjung Priok akan menuju ke arah Cikampek memilih lewat bawah (jalan arteri) di sekitar Jalan Cacing.
Akibatnya, masih banyak truk menggunakan jalan arteri Cacing, sehingga macet setiap hari karena dampak kegiatan Depo Kontainer di sepanjang jalan Cacing ditambah antrian kendaraan yang akan uji kir di PKB Cacing.
"Macet di Jalan Cacing Jakarta Timur ini sering membuat ekor antrian hingga ke Marunda dan Bogasari. Padahal, ruas jalur tersebut terdapat jalur menuju Gate In NPCT 1 yang juga macet parah, karena proses bongkar muat yang lama dan traffic dari dan ke terminal tersebut sangat buruk," ujarnya.
Walaupun begitu, kehadiran jalan akses tol ini dapat meningkatkan kapasitas jalan di Jakarta serta memperkuat konektivitas dalam mengembangkan potensi ekonomi di daerah sekitarnya seperti dari Jawa Barat dan Provinsi Banten.
Jalan Tol Akses Tanjung Priok sepanjang 11,4 km, telah diresmikan 15 April 2017 oleh Presiden RI Joko Widodo. Jalan Tol Akses Tanjung Priok terdiri dari lima seksi yakni Seksi E-1 Rorotan-Cilincing (3,4 km), E-2 Cilincing-Jampea (2,74 km), E-2A Cilincing-Simpang Jampea (1,92 km) dan NS Link Yos Sudarso-Simpang Jampea (2,24 km) dan NS Direct Ramp (1,1 km).
"Ada 3.600 truk kontainer akan lalu lalang di jalan tol ini. Dengan adanya tol akses Tanjung Priok ini, kecepatan keluar masuk pelabuhan kontainer dapat ditingkatkan. Artinya kapal-kapal peti kemas tersebut bisa dilayani dengan baik," tuturnya.