Bisnis.com, BOGOR - Presiden Joko Widodo meminta jajarannya merancang insentif khusus bagi penerbangan domestik dan hotel. Hal ini diharapkan dapat membantu industri pariwisata menghadapi dampak virus Corona.
“Mengenai insentif beberapa hal seperti subsidi ke penerbangan terutama turis domestik dalam rangka meningkatkan belanja dari masyarakat untuk menopang sektor pariwisata,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (11/2/2020).
Sri Mulyani menjelaskan hal itu dilakukan berdasarkan instruksi Presiden Joko Widodo dalam rapat paripurna membahas antisipasi ekonomi global. Selain menghitung insentif untuk penerbangan dan hotel, Presiden meminta jajarannya untuk membuat kegiatan di destinasi wisata yang sudah pasti terkena dampak virus Corona.
Pemerintah menutup penerbangan langsung dari dan ke China sejak 5 Februari 2020. Kementerian Pariwisata mencatat turis China sepanjang 2019 sebanyak 2,07 juta orang dengan rata-rata belanja sebesar US$1.400 per orang. Dengan demikian, dari situ saja, Indonesia berpotensi kehilangan devisa sektor pariwisata sebesar US$2,8 miliar.
Sementara itu Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengusulkan insentif yang berdampak langsung pada perilaku wisatawan domestik. Insentif tersebut harus dapat membuat turis lokal membuat keputusan mengunjungi tiga daerah wisata yang akan terkena dampak paling besar dari virus Corona.
Budi Karya mencatat ada tiga bandara internasional yang menjadi pintu masuk turis China, yakni Bali, Bintan, dan Sulawesi Utara. “Karena kalau tiga tempat ini ancaman hotel tutup, orang-orang tidak bisa bekerja. Nah, ini yang mesti dibantu,” kata Menhub.
Baca Juga
Di luar insentif yang tengah digodok pemerintah, Budi Karya telah memberikan instruksi kepada industri pariwisata, khususnya maskapai dan hotel terdampak Corona untuk memberikan program khusus. Dia menyerahkan sepenuhnya kepada perusahaan terkait untuk mengkalkulasi potensi kerugian dan besaran potongan harga yang dapat diberikan kepada wisatawan domestik.
Kemenhub mencatat ada lima maskapai yang memiliki rute penerbangan langsung ke China, yakni Garuda Indonesia, Citilink, Lion Air, Batik Air, dan Sriwijaya Air. Seluruh maskapai merespons positif instruksi kementerian perhubungan tersebut.