Bisnis.com, TANGERANG - PT Angkasa Pura II (Persero) menargetkan penandatanganan perjanjian dengan mitra strategis terkait dengan pengembangan Bandara Kualanamu Medan bisa direalisasikan pada Oktober 2020.
Direktur Utama Angkasa Pura (AP) II Muhammad Awaluddin mengatakan penawaran dibuka pada 22 Juni 2020 dan akan dilanjutkan dengan evaluasi dan finalisasi pemenang lelang. Langkah tersebut diperkirakan memakan waktu sekitar empat bulan.
“Jika sesuai dengan timeline, maka targetnya penandatanganan perjanjian kepemilikan saham dan Perjanjian KSO [kerja sama operasi] bisa pada 7 Oktober 2020,” jelasnya, Senin (10/2/2020).
Dia melanjutkan bersama dengan mitra strategis akan meningkatkan kapasitas dan luasan gedung terminal menjadi dua kali lipat. Kapasitas terminal penumpang bandara berkode KNO ditingkatkan dari saat ini mencapai 8 juta menjadi hingga 16 juta penumpang.
Pihaknya mengharapkan dua tahun setelah terbentuknya mitra strategis, penambahan kapasitas sudah terjadi. Selain itu, dari sisi fasilitas udara, operator bandara pelat merah tersebut akan menambah runway dan luasan apron sesuai dengan standar operasional kebandarudaraan telah disepakati.
Hal tersebut dapat direalisaikan ketika target pergerakan sebelumnya sudah tercapai.
Baca Juga
Pada tahap awal, lanjutnya, manajemen telah mempersiapkan belanja modal senilai Rp3 triliun. Selanjutnya, nilai belanja modal yang harus digelontorkan akan bergerak sesuai dengan ekspansi pergerakan penumpang.
AP II juga telah menyiapkan dua konsep insentif bagi maskapai untuk menarik jumlah wisatawan, pertama, yang berkaitan dengan insentif operasional yang mendukung operasi kebandarudaraan maskapai. Kedua, insentif pemassaran dengan menggelar promo pada peristiwa tertentu dengan potongan tarif landing atau parking fee.
Sebagai informasi, berbagai infrastruktur telah dioperasikan untuk mendukung Kualanamu seperti kereta bandara dan jalan tol Medan – Kualanamu – Tebing Tinggi.
Melalui pengembangan yang masif, Bandara Kualanamu yang saat ini mendapat status Bintang 4 dari Skytrax, diposisikan sebagai hub penerbangan internasional di masa mendatang. Saat ini sendiri sudah tersedia lahan seluas 200 hektare untuk berbagai pengembangan.