Bisnis.com, JAKARTA – PT Hotel Indonesia Natour (Persero) menargetkan kenaikan tingkat okupansi pada tahun ini sebesar 10% menyusul catatan positif pada tahun lalu.
Direktur Utama Hotel Indonesia Natour (HIN) Iswandi Said mengatakan target tersebut sejalan dengan langkah pengembangan yang terus dilakukan perseroan yang mampu menunjukkan tren peningkatan kinerja dari tahun ke tahun.
"Melalui langkah dan program pengembangan yang terus kami laksanakan, kami menargetkan akan dapat tercapai peningkatan sebesar sekitar 10 persen," katanya, Senin (10/2/2020).
Berdasarkan catatan perseroan, tingkat okupansi kamar (occupancy rate) HIN pada 2018 sebesar 69,24 persen, sedangkan pada 2019 naik menjadi 70,4 persen.
Selain itu, jumlah tamu juga tercatat mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada 2017, jumlahnya mencapai 459.857 tamu. Kemudian, pada 2018 sebanyak 492.344 tamu, dan pada 2019 meningkat menjadi 523.658 tamu.
Sementara itu, Iswandi mengakui bahwa merebaknya wabah virus corona di China yang telah meluas ke beberapa negara lain akan berdampak pada jumlah kunjungan wisatawan mancanegara terutama dari China ke Indonesia.
Baca Juga
Terlebih, dengan adanya kebijakan penghentian penerbangan sementara dari dan menuju China pada 5 Februari lalu. Meskipun demikian, dia mengaku perseroan telah mengantisipasi hal tersebut.
Pihaknya juga mencatat bahwa sejauh ini telah menerima adanya pembatalan 1.929 kamar dari turis yang semula akan datang.
"Hal ini mengakibatkan menurunnya pendapatan konsolidasi sekitar Rp2,8 miliar," ucapnya.
Iswandi mengatakan sejumlah langkah antisipasi dan strategis, serta langkah taktikal telah disusun untuk mengantipasi akibat hal tersebut.
Upaya yang dilakukan antara lain melakukan program promosi diskon melalui online travel agent (OTA). Selanjutnya, memberikan tactical rate terutama untuk pasar di dalam negeri yang rencananya akan dilaksanakan sampai dengan Mei 2020, serta menaikkan tamu atau wisatawan dari pasar lainnya selain China, seperti seperti Vietnam, maupun Eropa.
"Kita semua mengharapkan situasi berkaitan virus corona ini dapat segera diatasi, sehingga tidak memberikan dampak yang besar terhadap kegiatan industri kepariwisataan, termasuk industri perhotelan," ungkapnya.