Bisnis.com, FRANKFURT - Antrean di depan dispenser disinfektan menjadi pemandangan yang lazim dijumpai di area pameran Ambiente 2020 yang digelar di Messe Frankfurt am Main, Jerman.
Sejumlah orang juga terlihat menggunakan masker untuk melindungi mulut dan hidungnya. Sebagian lainnya terlihat menggenggam cairan atau gel pencuci tangan (hand sanitizer) instan.
Penggunaan masker, hand sanitizer, maupun disinfektan, sebenarnya bukanlah hal baru. Ketika kasus avian influenza atau yang dikenal dengan flu burung pertama kali menjangkiti manusia pada 1997, orang-orang sudah akrab dengan ketiga benda di atas.
Namun dengan munculnya kasus virus corona, penggunaan masker dan cairan antiseptik pembersih tangan, seolah menjadi gaya hidup baru penduduk dunia.
Di area pameran Ambiente ini saja, orang-orang yang datang dari berbagai negara dan benua yang berbeda, terlihat biasa menggunakan masker. Terutama untuk pengunjung yang masih anak-anak, hampir semuanya menggunakan masker.
Pameran Ambiente 2020 yang digelar di Messe Frankfurt am Main, sejak Jumat (7/2/2020) hingga Selasa (11/2/2020) nanti, sesungguhnya merupakan pameran consumer goods berskala internasional.
Setiap tahunnya, pameran Ambiente berhasil menarik ratusan ribu pengunjung dari berbagai negara. Apalagi, selama ini sudah banyak kontrak bisnis yang tercipta dari acara pameran Ambiente.
Berdasarkan data yang dikutip dari Messe Frankfurt, Market Research 2019, pada tahun lalu saja, ada sekitar 136.081 pengunjung dari 167 negara yang datang ke tempat ini. Dari jumlah itu, hanya 43 persen atau 58.097 pengunjung yang berasal dari Jerman. Sementara itu, sekitar 57 persen atau 77.984 pengunjung berasal dari luar Jerman.
Namun, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, suasana di area pameran kali ini sangat kentara kekhawatiran orang-orang terhadap virus corona.
Dari jumlah kunjungan, menurut sejumlah peserta, pada pameran tahun ini terbilang lebih sepi dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
"Pameran kali ini terasa sekali jumlah pengunjungnya lebih sepi. Orang-orang khawatir dengan virus corona, jadi mungkin mereka menahan diri untuk tidak ke pameran," ujar Yohanes Aryo Wicaksono, Managing Director PT Koin-Karya Otentik Indonesia kepada Bisnis, Minggu (9/2) waktu setempat.
Hal ini pun dirasakan oleh salah seorang peserta dari China. Lelaki paruh baya yang tidak ingin disebutkan namanya ini mengungkapkan bahwa tidak banyak pengunjung yang mau mampir ke stannya.
"Mereka seperti ragu-ragu untuk masuk dan melihat-lihat produk kami. Ada pengunjung hanya berhenti di depan, tetapi ketika kami sapa langsung pergi. Juga ada yang berhenti hanya untuk memotret logo perusahaan kami," ujarnya.
Kalaupun ada yang mampir, imbuhnya, mereka terlihat masih ragu-ragu untuk masuk dan melihat pernak-pernik, mainan, gantungan kunci, dan aksesori lain yang dipamerkan di sini.
Pihak penyelenggara Ambiente 2020 sebenarnya telah memberikan pernyataan bahwa pihak yang berwenang saat ini memperkirakan tidak ada sesuatu yang berbahaya di lokasi Messe Frankfurt.
Anggota Dewan Eksekutif Messe Frankfurt Detlef Braun menegaskan perwakilan perusahaan yang berasal dari wilayah yang telah dikarantina oleh otoritas China, seperti Wuhan atau Hubei tidak diizinkan melakukan perjalanan ke Frankfurt.
"Karena itu kami berharap agar jumlah peserta pameran dari China yang datang ke sini lebih sedikit dibandingkan dengan waktu pendaftaran," ujarnya.
Secara keseluruhan, Ambiente 2020 melibatkan sekitar 4.635 peserta pameran dari 93 negara yang memamerkan produknya di area seluas 310.240 meter persegi. Sekitar 85% dari peserta pameran Ambiente berasal dari luar Jerman.
Dari 4.635 peserta tersebut, sekitar 600-nya terdaftar dari China. Namun, hampir 40 perusahaan dari jumlah yang terdaftar telah membatalkan partisipasinya pada pameran kali ini.
Begitu juga dengan Indonesia. Seharusnya ada 64 perusahaan yang menjadi peserta pada pameran Ambiente 2020, tetapi dua perusahaan, yakni PT Kirana Pacifik Luas dan CV Maza Deco membatalkan kepesertaannya.
Menurut Dian Indrianty, Director Official Representative of Messe Frankfurt for Indonesia, kedua perusahaan itu urung mengikuti pameran karena khawatir terhadap penyebaran virus corona.
"Stan sudah berdiri dan display barang-barang sudah di dalam. Mereka juga sudah bayar, tapi ga jadi karena virus corona ini," tuturnya.
Kekhawatiran terhadap penyebaran virus corona memang tidak bisa dianggap remeh. Apalagi, virus yang pertama kali muncul di Wuhan, China ini sudah menyebar dengan cepat ke berbagai negara, termasuk di Eropa.
Melindungi diri sendiri agar tidak tertular virus corona, tentu saja menjadi hal yang sangat penting, apalagi ketika berada di tempat-tempat yang banyak dikunjungi oleh orang-orang yang berasal dari berbagai negara.