Bisnis.com, JAKARTA – Duta Besar RI untuk Republik Federal Jerman Arif Havas Oegroseno menyimpan suatu mimpi terkait dengan penyelenggaraan pameran Ambiente pada tahun-tahun berikutnya.
Stan RI, ujar Havas, harus muncul sebagai satu kesatuan yang komprehensif sehingga aneka macam produk yang menjadi ciri khas nusantara bisa berada di dalam satu tempat tetapi tetap terklasifikasi dengan baik.
“Harusnya kita set up satu showroom yang isinya bermacam-macam produk dari Indonesia, sehingga menjadi satu kesatuan. Ketika ada yang berminat terhadap produk itu, barulah dia menuju ke booth yang dimaksud,” ujar Hafas kepada Bisnis di Frankfurt, Jerman, baru-baru ini.
Di showroom itu, lanjut Havas, konsep Indonesia pun harus lebih dikedepankan, sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Ini penting karena pada saat yang sama, ribuan peserta juga berusaha menarik perhatian buyer.
Kompetisi yang sengit ini, jika tanpa dibarengi dengan upaya ekstra untuk memikat pengunjung, tentu hanya membuat produk nasional dilirik ‘sebelah mata’.
Havas, yang sempat berkunjung pada hari pertama pameran, melihat sendiri bagaimana stan-stan negara lain dikemas, sehingga bisa memikat pengunjung. “Kita harusnya bisa seperti itu.”
Ambiente memang menjadi salah satu pameran yang potensial bagi produk Indonesia. Pasalnya, Frankfurt merupakan salah satu titik awal (entry point) yang paling relevan untuk masuk tidak hanya ke pasar Jerman, tetapi juga pasar Eropa.
Havas mengakui, dari sisi kontribusi ke pasar ekspor, terutama untuk tujuan menyeimbangkan neraca perdagangan Indonesia dengan Jerman, kontribusi produk kerajinan memang belum signifikan.
Selama ini, RI memang mencatat defisit yang cukup besar dengan Jerman. Upaya menyeimbangkan neraca perdagangan melalui pemasaran produk kerajinan memang tidak sepadan jika dibandingkan dengan barang-barang yang diekspor Jerman ke Indonesia.
Kendati demikian, menurut Havas, sebagai salah satu upaya untuk memperbesar nilai ekspor ke Jerman pada khususnya dan Eropa pada umumnya, pemasaran berbagai produk kerajinan tersebut layak didukung.