Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat ada peningkatan komposisi sampah plastik sekitar 5—6 persen per tahun sejak 2000.
Kepala Sub Direktorat Barang dan Kemasan Direktorat Pengelolaan Sampah KLHK Ujang Solihin Sidik mendata konsumsi kantong plastik pada 2016 di 32.000 peritel modern mencapai 9,85 miliar lembar per tahun. Adapun, angka tersebut naik 8,83 persen menjadi 10,72 miliar lembar/tahun pada 2018.
"Perlu ada perubahan paradigma dalam pengelolaan sampah. Selama ini sebagian besar sampah berakhir ditimbun di Tempat Pemerosesan AKhir (TPA). Sementara itu, yang didaur ulang hanya 10--12 persen," katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (7/2/2020).
Ujang menyatakan volume sampah harus dicegah dan dikurangi dari awal produksi. Adapun, timbunan sampah sebisa mungkin diguna ulang. Alhasil, lanjutnya, sampah yang ditimbun di TPA maksimal hanya 20 persen dari total volume sampah.
Ujang menyampaikan pihaknya menargetkan akan mengurangi sampah yang diproduksi hingga 30 persen pada 2029. Menurutnya, hal tersebut telah tertera dalam Peraturan Menteri No P.75 tahun 2019 tentang Peta Jalan Pengurangan Sampah oleh Produsen.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat (Jabar) M Ridwan Kamil atau Emil mengatakan pembangunan sarana pengolahan sampah plastik menjadi biodiesel di Provinsi Jawa Barat akan dimulai pertengahan 2020.
Baca Juga
Pembangunan sarana itu berlokasi di Sarimukti, Kabupaten Bandung, dan Galuga, Kabupaten Bogor, dengan waktu konstruksi diperkirakan selama sembilan bulan.
"Kalau ini urusan lancar, baik Sarimukti maupun Galuga, maka fasilitas Plastic Energy ini bisa kita mulai pembangunannya di pertengahan tahun ini selama sembilan bulan proses konstruksi," kata Ridwan Kamil seperti dikutip Antara, Rabu (5/2/2020).