Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Virus Corona Mulai Menjangkit Industri Alas Kaki

Mayoritas bahan baku kain dan komponen pabrikan nasional berasal dari dari China.
Pekerja menyelesaikan produksi sepatu untuk ekspor./JIBI-Wahyu Darmawan
Pekerja menyelesaikan produksi sepatu untuk ekspor./JIBI-Wahyu Darmawan

Bisnis.com, JAKARTA - Penyebaran virus corona ikut memengaruhi kinerja industri persepatuan nasional. Pasalnya, kontribusi bahan baku dari China mendominasi portofolio bahan baku kain dan komponen pabrikan nasional.

Direktur Eksekutif Asprisindo Firman Bakrie mengatakan sebagian besar pabrikan telah mencadangkan bahan baku dari Negeri Panda untuk menghadapi Tahun Baru Imlek.

Namun demikian, lanjutnya, sebagian pabrikan kini kehabisan bahan baku reguler lantaran bahan baku dari China tidak kunjung datang.

"Semestinya, setelah libur imlek 3 Februari sudah ada beberapa pabrikan yang dapat bahan baku, tapi ditunda sampai tanggal 10, dan [kini] ditunda lagi sampai tanggal 15," katanya kepada Bisnis.com, Jumat (7/2/2020).

Firman melanjutkan saat ini sebagian pabrik terpaksa mendapatkan bahan baku kain dari dalam negeri dan Vietnam. Pasalnya, ujarnya, pabrikan harus menyelesaikan kontrak awal bulan.

"Itu harga mati semua pabrikan."

Firman menghitung harga bahan baku yang didapat di dalam negeri maupun vietnam lebih tinggi sekitar 20 persen—30 persen. Selain itu, Firman menilai waktu yang digunakan untuk menguji bahan baku tersebut tidak sebentar.

Adapun, lanjutnya, pabrikan kini memasok bahan baku komponen alas kaki dari Amerika Serikat dan negara di Eropa. Walau terganggu, Firma menyatakan keterlambatan pasokan bahan baku China tersebut belum signifikan mempengaruhi proyeksi pertumbuhan 2019.

Selain bahan baku, Firman menyampaikan China merupakan pasar ekspor terbesar pabrikan sepatu lokal. Menurutnya, pabrikan tidak memiliki rencana mitigasi pasar selain berharap keadaan di China membaik agar daya beli Negeri Tirai Bambu kembali seperti semula.

"Karena [pasar China] terlalu besar untuk mencari pasar yang lain [untuk menggantikan China]," katanya.

Sebelumnya, Anggota Eksekutif Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen (APSyFI) Prama Yudha Amdan menilai merebaknya wabah virus korona di distrik Wuhan, China bisa menjadi peluan pabrikan TPT nasional.

Pasalnya, Wuhan merupakan salah satu distrik manufaktur China. Dengan kata lain, pasokan produk TPT dari China akan melambat.

"Dalam 30 tahun terakhir, baru kali ini Toyota shutdown produksinya di sana. Karena supply [produk TPT] mereka berhenti, kemungkinan akan ada peluang negara non-China grab mereka punya pasar lagi," paparnya.

Selain itu, lanjutnya, merebaknya wabah virus korona tersebut bertepatan dengan bulan perayaan Hari Raya Imlek. Seperti diketahui, China mengurangi kapasitas produksinya selama satu bulan saat Hari Raya Imlek.

Oleh karena itu, Prama meramalkan industri TPT nasional akan mendapatkan berkah Ramadan mengingat pasokan bahan baku di pasar akan tergantikan dengan bahan baku lokal pada awal kuartal II/2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper