Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom PT Bank Permata Tbk. Josua Pardede memprediksi perlambatan ekonomi global masih akan pembayangi pertumbuhan Indonesia sepanjang 2020.
Faktor-faktor yang menimbulkan ketidakpastian antara lain perang dagang Amerika Serikat vs China, ketegangan geopolitik, pelemahan aktivitas manufaktur terutama dari China, dan fluktuasi harga komoditas.
"Saya yakin Indonesia dan kawasan Asean masih menjadi motor pertumbuhan ekonomi global dengan pertumbuhan di atas rata-rata. Indonesia masih bertumbuh sekitar 5 persen dengan tingkat inflasi yang managable di bawah 3 persen dan tren nilai tukar rupiah yang menguat," kata Josua saat dikonfirmasi, Rabu (5/2/2020).
Josua meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia didorong oleh perbaikan iklim investasi dan solidnya konsumsi domestik sehingga dampak eksternal cenderung marginal.
Selain itu, pemerintah menerapkan kebijakan fiskal yang bersifat counter cyclical untuk membatasi efek negatif dari perlambatan ekonomi global. Caranya dengan meningkatkan produktivitas belanja yang diarahkan mendorong terjaganya daya beli masyarakat dan mendorong iklim investasi yang lebih baik.
Apalagi, lanjutnya, pemerintah juga menyiapkan payung hukum yaitu Omnibus Law yang mencakup RUU Cipta Lapangan Kerja, Perpajakan, dan UMKM.
"Mempertimbangkan propek berlanjutnya perbaikan ekonomi domestik, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2020 ini diperkirakan akan meningkat pada kisaran 5,0 - 5,1 persen. Lebih rendah dibandingkan tahun 2019 sebesar 5,02 persen," ucapnya.