Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tarif Ojek Online Jadi Komponen Pembentuk Inflasi, Apa Dampaknya?

Ekonom Bahana Sekuritas Satria Sabijantoro mengatakan basis baru inflasi Indonesia akan menjadi tolok ukur untuk 2018 karena Badan Pusat Statistik (BPS) melakukan pembaruan rutin setiap tahun.Pada 2020, Indonesia akan menggunakan 835 komoditas dengan proporsi 33 persen -67 persen antara makanan-bukan makanan (sebelumnya 35 persen-65 persen).
Pengemudi ojek daring atau ojek online (Ojol) menunggu penumpang melintas di kawasan Monumen Nasional, Jakarta, Rabu (12/6/2019)./Bisnis-Triawanda Tirta Aditya
Pengemudi ojek daring atau ojek online (Ojol) menunggu penumpang melintas di kawasan Monumen Nasional, Jakarta, Rabu (12/6/2019)./Bisnis-Triawanda Tirta Aditya

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom Bahana Sekuritas Satria Sabijantoro mengatakan basis baru inflasi Indonesia akan menjadi tolok ukur untuk 2020 karena Badan Pusat Statistik (BPS) melakukan pembaruan rutin setiap tahun.

Pada 2020, Indonesia akan menggunakan 835 komoditas dengan proporsi 33 persen-67 persen antara makanan-bukan makanan (sebelumnya 35-65).

Keranjang inflasi baru memasukkan kontribusi layanan penitipan anak (day care), layanan karaoke, dan transportasi online (Gojek dan Grab).

"Rencana Kementerian Perhubungan untuk menaikkan tarif online dua roda menjadi Rp2.500 per kilometer dari sebelumnya Rp2.000, juga dapat mendorong inflasi harga," katanya seperti dikutip dalam rilis, Jumat (31/1/2020).

Selain itu, dia juga memprediksi implementasi aturan kenaikan cukai rokok sebesar 23 persen pada awal 2020 akan berdampak signifikan terhadap pergerakan inflasi.

"Saya memperkirakan kenaikan cukai rokok 23 persen dapat menambah inflasi sebesar 0,30 persen - 0,45 persen pada 2020," imbuhnya.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mencatat inflasi minggu keempat bulan Januari sebesar 0,42 persen (month to month) dan 2,82 persen (year on year).

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan inflasi minggu keempat Januari ini lebih rendah dari rata-rata inflasi pada periode yang sama dalam lima tahun terakhir yakni sebesar 0,64 persen.

"Nah, tekanan harga [inflasi] karena pengaruh musim hujan ke panen bawang, cabai, beras, dan sayuran," ujar Perry.

Sementara itu, deflasi disumbang oleh penurunan harga angkutan udara, bensin dan daging ayam. Dengan pergerakan inflasi tersebut, Perry menyebut Bank Indonesia meyakini target sasaran inflasi tahun ini, 2 persen-4 persen, akan tercapai.

Perry menambahkan tekanan inflasi volatile food juga berkurang dipengaruhi sinergi kebijakan Bank Indonesia dan Pemerintah dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) sehingga dapat mengurangi tekanan gejolak harga pangan saat terjadi kenaikan permintaan dan/atau penurunan pasokan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper