Bisnis.com, JAKARTA - Guna menyukseskan penyelenggaraan Sensus Penduduk 2020, Badan Pusat Statistik (BPS) telah menyiapkan anggaran sebesar Rp4 triliun.
Kepala BPS Suhariyanto menyatakan bahwa sebesar 80% dari total anggaran Sensus Penduduk 2020 sebesar Rp4 triliun itu digunakan untuk koordinasi dan pelaksanaan lapangan.
"Untuk Sensus 2020 ini anggarannya sebesar Rp4 triliun, dan sekitar 80% diantaranya akan digunakan untuk koordinasi dan pelaksanaan lapangan," ujarnya kepada Bisnis minggu lalu.
Menurutnya, sejumlah kegiatan koordinasi dan pelaksanaan lapangan itu, antara lain seperti untuk melatih petugas, mencetak dokumen yang kertas, membayar upah petugas.
"Adapun jumlah petugas yang dilibatkan akan sebanyak 390.000 orang. Jadi di seluruh Indonesia kami harus melatih 390.000 petugas, yang kita rekrut dari lokasi-lokasi setempat," ujarnya.
Dia memaparkan pelatihan nanti akan dilakukan di seluruh Indonesia dan mulai awal Mei 2020. Sekitar satu petugas akan mengcover sekitar 5 RT (rukun tetangga) untuk pengumpulan datanya.
Baca Juga
"Tapi untuk pelaksanaan SP Online akan mulai 15 Februari - 31 Maret 2020. Kemudian data yang sudah online itu kita olah, kita cek mana yang belum online, petugas kita akan mendatangi lagi rumah tangga yang belum online pada 1- 31 Juli 2020," ujarnya.
Menurutnya sensus ini pekerjaan yang besar sekali, karena harus mencakup sekitar 267 juta penduduk.
"Dan yang perlu disadari bahwa meskipun penanggung jawabnya ini adalah BPS, tapi ini sejatinya ini adalah pekerjaan negara. Oleh sebab itu sangat diharapkan partisipasinya," ujarnya.
Seperti diketahui, mengacu kepada UU No.16/1997 tentang Statistik dan rekomendasi PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), setiap negara harus melakukan sensus penduduk minimal sepuluh tahun sekali.
Tahun ini, BPS akan kembali melakukan Sensus Penduduk yang ketujuh kalinya, sejak dilakukan pertama pada 1961 dan terakhir pada 2010.
Selain Indonesia, 54 negara lainnya di dunia seperti Amerika Serikat, Malaysia, Cina, Thailand, juga melakukan sensus serupa.
Sensus Penduduk Indonesia 2020 adalah perhitungan data jumlah penduduk secara periodik, yakni 10 tahun sekali. Data yang dicapai, biasanya tidak hanya meliputi jumlah orang, tetapi juga fakta mengenai misalnya jenis kelamin, usia, bahasa, pekerjaan dan hal-hal lain yang dianggap perlu.
Sensus kali ini dibagi menjadi dua tahap, sensus penduduk online selama periode Februari hingga Maret 2020. BPS melakukan sistem baru ini dengan tiga alasan utama.
Pertama, sensus penduduk online dapat dilakukan kapan saja secara mandiri selama periode pelaksanaan Sensus Penduduk Online.
Kedua, literasi masyarakat terhadap penggunaan teknologi informasi yang semakin baik.
Ketiga, sensus penduduk online dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang arti penting data, dimulai dari informasi pribadinya.
Jika masyarakat terlewat, BPS akan tetap tercatat dalam pelaksanaan Sensus Penduduk Wawancara (SP Wawancara) pada Juli 2020.