Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kehadiran Ruang Kerja Fleksibel Bantu Dongkrak Okupansi

Permintaan ruang kerja fleksibel yang semakin tinggi membuat operator co-working space tidak hanya mengisi perkantoran saja, tetapi juga mulai merambah ke properti ritel dan apartemen.
Karyawan beraktivitas di coworking space CoHive terbaru di Jakarta, Selasa (28/1). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan beraktivitas di coworking space CoHive terbaru di Jakarta, Selasa (28/1). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Permintaan ruang kerja fleksibel yang semakin tinggi membuat operator co-working space tidak hanya mengisi perkantoran saja, tetapi juga mulai merambah ke properti ritel dan apartemen.

Head of Advisory JLL Indonesia Vivin Harsanto mengatakan bahwa untuk keberadaan co-working space di properti ritel dan apartemen cukup membantu untuk mendorong keterisian ruang kantor, ritel, dan juga apartemen.

Kehadiran co-working space juga bisa membantu meningkatkan kunjungan pada tenant makanan dan minuman yang tersedia di mal yang ditempati.

“Keuntungannya akan lebih terasa di ritel, karena bisa dirasakan oleh yang jual makanan dan minuman. Namun, harus dilihat apakah yang pakai co-working space masih mau jajan di luar atau tidak, karena biasanya sudah disediakan kopi dan camilan,” ungkapnya usai Media Briefing JLL di Jakarta, Rabu (29/1/2020).

Vivin menambahkan bahwa kontribusi ruang kerja fleksibel terhadap okupansi pusat perbelanjaan akan cukup besar karena umumnya membutuhkan ruang berukuran cukup besar agar bisa menyediakan banyak pilihan ruang kantor bagi para penggunanya.

Meskipun demikian, dia mengaku saat ini pihaknya belum dapat memastikan seberapa besar pengaruhnya terhadap okupansi ruang ritel.

Vivin juga menyebut bahwa pertumbuhan co-working space ke depan memang masih potensial. Akan tetapi ada kemungkinan untuk mengalami perlambatan jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

“Pada tahun sebelumnya dilihat pertumbuhannya sudah cukup tinggi dari segi jumlah operatornya dan secara ukurannya sudah berlipat ganda. Sehingga pertumbuhannya pada tahun ini akan tetap ada, tetapi tidak seagresif tahun lalu,” jelasnya.

Mengenai proyeksi pertumbuhannya di luar Jakarta, hasil riset JLL menunjukkan bahwa perkembangannya belum begitu besar. Namun, beberapa lokasi yang potensial antara lain adalah Bali, Yogyakarta, dan Bandung. 

Co-working space ini tergantung permintaannya, adanya perusahaan rintisan itu juga kembali lagi siapa yang buat, apakah kalangan fresh graduate, mahasiswa, atau first jobber. Jadi banyak di kota pendidikan seperti Bandung atau Yogyakarta itu cukup agresif,” sambungnya.

Sementara itu, untuk di Bali, imbuhnya, kebanyakan penggunanya adalah pekerja lokal dan asing yang bekerja bersama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper