Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Ikan Patin dan Lele Diprediksi Naik di Atas 20 Persen

Produksi ikan patin dan lele tahun ini diproyeksikan bisa meningkat hingga di atas 20% seiring dengan tren meningkatnya permintaan pasar baik di dalam negeri maupun pasar ekspor.
Ikan patin/Antara
Ikan patin/Antara

Bisnis.com, SURABAYA - Produksi ikan patin dan lele tahun ini diproyeksikan bisa meningkat hingga di atas 20% seiring dengan tren meningkatnya permintaan pasar baik di dalam negeri maupun pasar ekspor.

Imza Hermawan, Ketua Bidang Budidaya Patin Asosiasi Pengusaha Catfish Indonesia (APCI), mengatakan potensi pasar ikan pangasius atau patin yang semakin luas membuat para pengusaha ikan ini ingin berupaya menggenjot budi dayanya.

“Permintaan tinggi selain untuk restoran-restoran di Indonesia, ternyata pasar di luar negeri juga berminat, khususnya Arab Saudi karena banyaknya jumlah jamaah umrah dan haji asal Indonesia di sana,” ujarnya, Selasa (28/1/2020).

Dia menyebutkan selama ini pengusaha ikan patin telah menyuplai sebanyak 600 ton untuk kebutuhan haji rerata dari Indonesia sebanyak 231.000 jamaah per tahun, belum termasuk suplai untuk kebutuhan jamaah umrah yang juga terus meningkat yakni rerata sekitar 1,3 juta.

Pada 2019, pengusaha patin telah mengekspor 236.000 ton produk olahan pangasius berupa fillet dan steak ke Arab Saudi. Dari rencana pengiriman patin sebanyak 25 kontainer, tahun lalu baru merealisasikan ekspor sebanyak 11 kontainer.

“Ini karena sempitnya waktu dari proses produksi, penyediaan dokumen dan syarat ekspor hingga proses pengiriman,” imbuh Imza.

Berdasarkan data APCI, produksi ikan patin pada 2017 tercatat mencapai 319.967 ton, lalu pada 2018 kembali meningkat menjadi 391.151 ton. Sebanyak 2.000 ton/bulan bahan baku ikan di antaranya dikirim ke pabrik pengolahan untuk diolah menjadi fillet.

Produksi ikan patin tersebut berasal dari beberapa sentra seperti Jatim (Tulungagung dan Jombang), Sumatera Utara (Perbaungan, Deli Serdang), Riau (Kampar), Sumatera Selatan (Banyuasin, Oku Timur) Jambi (Muarojambi, Batanghari), dan Lampung.

Imza menambahkan, pengusaha saat ini berupaya untuk mengembangkan efisiensi produksi pada sistem budidaya, termasuk efisiensi pada pengolahan fillet agar dapat menghasilkan nilai tambah pada produk samping.

“APCI juga berharap pemerintah turut mendukung perkembangan industri patin ini karena memiliki potensi yang besar di pasar ekspor,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper