Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melansir proses pelelangan konstruksi Bendungan Tiu Suntuk Paket I di Nusa Tenggara Barat telah menghasilkan pemenang. Bendungan Tiu Suntuk merupakan bendungan keenam yang dibangun pemerintah di provinsi itu.
Kepala Pusat Bendungan Kementerian PUPR Ni Made Sumiarsih mengatakan bahwa pelelangan Bendungan Tiu Suntuk dibagi ke dalam dua paket. Berdasarkan laman layanan pengadaan secara elektronik (LPSE), tender paket I dimenangi oleh PT Nindya Karya (Persero).
"Paket I sudah ada pemenangnya. Untuk paket II masih kami evaluasi," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (23/1/2020).
Pelelangan Bendungan Tiu Suntuk Paket I dimulai sejak September 2019 dengan harga perkiraan sendiri (HPS) Rp704,17 miliar. Biaya pembangunan seluruhnya berasal dari anggaran pendapatan belanja negara (APBN) tahun anggaran 2019. Berdasarkan informasi dari laman LPSE, hingga Rabu (22/1/2022), nilai kontrak belum dibuat.
Sama halnya dengan paket I, pelelangan Bendungan Tiu Suntuk paket II dimulai sejak September 2019 dengan HPS Rp646,90 miliar.
Sejauh ini, lima peserta yang lulus tahap prakualifikasi mendapat penilaian aspek teknis tertinggi.
Baca Juga
Kelima peserta yakn PT Waskita Karya (Persero) Tbk., PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk., PT Brantas Abipraya (Persero), PT Nindya Karya (Persero), dan PT Hutama Karya (Parsero).
Secara keseluruhan, kontrak pembangunan Bendungan Tiu Suntuk dalam dua paket diperkirakan mencapai Rp1,35 triliun.
Dalam catatan Bisnis, Bendungan Tiu Suntuk merupakan bendungan keenam yang dibangun di NTB menyusul Bendungan Bintang Bano, Tanju, Mila, Meninting, dan Beringin Sila.
Berdasarkan data yang diolah Bisnis, volume tampung dari lima bendungan tersebut mencapai 147,66 juta meter kubik. Tampungan air dengan kapasitas sebesar itu cukup untuk menjadi sumber irigasi bagi 17.943 hektare lahan pertanian di Nusa Tenggara Barat.
Pemerintah menggelontorkan dana sebanyak Rp4,08 triliun untuk pembangunan lima bendungan tersebut.