Bisnis.com, JAKARTA - Komisi VII DPR RI meminta BP Berau Ltd untuk segera menuntaskan pembangunan Kilang Tangguh Train-3 seiring dengan terus meningkatnya kebutuhan gas dalam negeri.
Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto mengatakan pasokan gas dari Kilang Tangguh Train-3 yang telah berkontrak dengan PT PLN (Persero) sebanyak 75%, sementara sisanya dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan gas dalam negeri yang mulai naik. Proyek yang target operasinya mundur ke Agustus 2021 tersebut diharapkan mampu menekan impor gas rumah tangga yang tinggi.
"Agustus 2021 tercapai target ya, karena sangat diharapkan sekali 75% untuk kebutuhan PLN dan 25% bisa cukupi kebutuhan gas dalam negeri yang mulai naik. Impor kita juga semakin tinggi untuk gas rumah tangga," katanya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan 10 Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di gedung DPR, Senin (20/1/2020).
Perlu diketahui, Kilang Tangguh Train-3 akan menambahkan dua anjungan lepas pantai, 13 sumur produksi baru, dermaga pemuatan LNG baru, dan infrastruktur pendukung lainnya. Nilai investasi proyek tersebut diperkirakan mencapai US$8 miliar.
Head of Country BP Indonesia Moektianto Soeryowibowo optimistis proyek Kilang Tangguh Train-3 dapat beroperasi pada Agustus 2021 lantaran kemajuan konstruksi offshore telah mencapai 98% dan onshore 67%. Adapun pembangunan proyek tersebut telah dimulai sejak akhir 2016 untuk meningkatkan produksi Kilang Tangguh.
Saat ini, produksi Kilang tangguh berasal dari train-1 dan train-2 yang masing-masing memiliki produksi sebesar 3,8 juta metrik ton per tahun (mtpa). Kilang Tangguh Train-3 juga akan memiliki produksi yang sama dengan dua unit sebelumnya sehingga mampu meningkatkan produksi menjadi 11,4 juta ton mtpa setelah 2021.
Pada 2019, produksi LNG Kilang Tangguh telah mencapai 100% dari target work program and budget (WP&B), yakni sebanyak 118 kargo. Pada 2021, Kilang Tangguh ditargetkan mampu memproduksi LNG sebanyak 121 kargo.