Bisnis.com, JAKARTA—PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) optimistis program gasifikasi pembangkit dapat meningkatkan efisiensi dan lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar minyak (BBM) jenis High Speed Diesel atau solar.
Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama mengatakan permintaan agar penggunaan LNG lebih bersaing cukup rasional, karena selama ini harga gas bumi masih cukup bersaing di banding dengan BBM.
“Kami yakin pemerintah akan memberikan dukungan terbaik dalam pencapaian pelaksanaan program [gasifikasi pembangkit],” katanya, Jumat (17/1/2020).
Dalam Kepmen ESDM No. 13/2020 disebutkan Pertamina dan afiliasinya diminta menyediakan harga gas hasil regasifikasi LNG di plant gate yang akan menghasilkan Biaya Pokok Penyediaan Tenaga Listrik lebih rendah dibandingkan menggunakan Bahan Bakar Minyak jenis High Speed Diesel.
PGN sebagai bagian subholding migas, akan fokus juga menjalankan bisnis distribusi gas alam cair (LNG). Terkait dengan target pembangunan infrastruktur LNG, termasuk regasifikasi, Rachmat berkomitmen untuk membantu pemerintah dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur LNG.
“Dengan modal Kepmen 13/2020, hal ini akan semakin memperkuat peran PGN dalam mengakselerasi pembangunan dan pengembangan infrastruktur LNG seperti pengalaman yang sedang kami hadapi dalam penyelesaian Terminal LNG Teluk Lamong,” katanya.
Rachmat menambahkan amanat gasifikasi pembangki, bagi PGN sudah sejalan dengan rencana jangka pendek menengah PGN khususnya dalam meningkatkan realibilitas pasokan gas bumi serta solusi bagi akses gas bumi di wilayah timur Indonesia, termasuk untuk kebutuhan sektor kelistrikan.
Menurutnya, munculnya Kepmen 13/2020 sejalan dengan program dan visi misi PGN dalam mengembangkan infrastruktur gas bumi ke seluruh wilayah Indonesia termasuk pemanfaatannya bagi ketahanan energi nasional.