Bisnis.com, JAKARTA – Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang merata di semua daerah di Indonesia maka industri manufaktur dan rantai pasok harus jadi andalan.
Berdasarkan Survei Konsumen Bank Indonesia Desember 2019, Indeks Ekonomi Saat Ini meningkat sehingga mendorong kenaikan keyakinan dan ekspektasi konsumen. Peningkatan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Desember 2019 sebesar 126,4 lebih tinggi dari 124,2 pada November dipicu oleh kenaikan Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK).
Secara rinci, ada beberapa faktor pendorong kenaikan IKE, misalnya saja Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja naik 6,6 poin, Indeks Pembelian Barang Tahan Lama (durable goods) naik 3,9 poin, dan Indeks Penghasilan saat ini naik 1,1 poin. Sementara IEK meningkat 0,5 poin menjadi 139,6 didorong oleh kenaikan Indeks Ekspektasi Penghasilan dan Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja. Sebaliknya, Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha justru menurun tipis 0,4 poin dari bulan sebelumnya.
Hal ini sejalan dengan data dari Prompt Manufacturing Index (PMI) pada Kuartal IV/2019 dari Bank Indonesia secara umum kinerja industri pengolahan pada kuartal IV/2019 masih ekspansif meski melambat dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Adapun tercatat PMI sebesar 51,50% pada kuartal IV/2019, masih lebih rendah dari 52,04% pada kuartal III/2019. Meski demikian, Bank Indonesia optimistis ekspansi industri pengolahan diprakirakan lebih tinggi pada kuartal I/2020 yang meningkat menjadi 52,73%.
Menurut ekonom Maybank Kim Eng Sekuritas Luthfi Ridho, secara umum tendensi keraguan dunia usaha masih akan membayangi ekspansi bisnis di Indonesia. Dia menilai, dari survei konsumen Bank Indonesia saja, perusahaan yang mau ekspansi lebih kecil dari perusahaan yang tidak mau ekspansi pada 2020. Kondisi tersebut tidak akan mengganggu pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini.
“Menurut saya masih tumbuh stabil didukung komoditas dengan perbaikan iklim investasi,” kata Luthfi Ridho beberapa waktu yang lalu kepada Bisnis.com.
Dia menilai, kunci untuk bisa mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan merata di semua daerah adalah menggenjot aktivitas manufaktur dan industri rantai pasok atau supply chain. Dia berpendapat, dua sektor tersebut hanya bisa ekspansif dengan dukungan investasi khususnya investasi langsung atau foreign direct investment (FDI).
“Jadi kalau FDI tidak membaik, pertumbuhan ekonomi [tahun ini] bisa menantang. Jadi bisa diarahkan ke manufaktur atau yang berhubungan dengan global supply chain,” terang Luthfi.
Bank Indonesia menyatakan, pada kuartal I/2020, prediksi ekspansi PMI terjadi pada hampir seluruh subsektor. Ekspansi tertinggi terjadi pada subsektor semen dan barang galian nonlogam sebesar 56,85%, diikuti subsektor industri barang kayu dan hasil hutan lainnya sebesar 53,79%, dan subsektor industri makanan, minuman dan tembakau sebesar 53,03%.