Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INSA : Holding BUMN Pelabuhan Ciptakan Standardisasi Pelayanan

Standarisasi kualitas produk dan jasa kepelabuhanan hanya bisa dicapai jika dikelola oleh management yang sama
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Bongkar Muat Tanjung Priok milik Pelindo II/ANTARA FOTO-Muhammad Adimaja
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Bongkar Muat Tanjung Priok milik Pelindo II/ANTARA FOTO-Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA -- Asosiasi Pemilik Pelayaran Nasional Indonesia (INSA) menyambut baik wacana sinergi dan integrasi BUMN pelabuhan. Pasalnya, dengan sinergi yang bisa berupa holding kepelabuhanan, pelayanan pelabuhan bisa memiliki standar yang sama di seluruh Indonesia.

Ketua Umum INSA, Carmelia Hartoto mengatakan, standarisasi kualitas produk dan jasa kepelabuhanan hanya bisa dicapai jika dikelola oleh management yang sama. Menurutnya, bisnis pelabuhan yang saat ini bekerja dengan pendekatan regional menyebabkan adanya pembatasan wilayah yang terbagi dalam empat wilayah di bawah pengelolaan 4 BUMN kepelabuhanan, yakni Pelindo I, Pelindo II, Pelindo III dan Pelindo IV.

“Pengelolaan pelabuhan akan lebih baik jika berdasarkan fungsi dan produktivitas, yang bisa merespons perubahan dan kebutuhan pasar. Misalnya layanan peti kemas dari Aceh sampai Papua di-handle oleh satu manajemen," ujarnya, dalam keterangan pers yang diterima Bisnis, Senin (13/1/2020).

Jika holding terbentuk, lanjut Carmelia, Kementerian BUMN bisa memilih pengelola dari korporasi yang sudah ada. Nanti dipilih, tergantung siapa yang punya kinerja lebih tinggi, serta memiliki visi mentransformasi pelabuhan sesuai kebutuhan pasar.

Menurutnya, pengelolaan terminal peti kemas bisa merujuk pada kinerja Pelindo II, yang melakukan banyak perubahan melalui digitalisasi. Hasilnya bisa dilihat dari proses bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok yang semakin baik dan cepat. Sehingga transformasi di Tanjung Priok bisa diterapkan di semua pelabuhan di Indonesia.

"Toh semuanya adalah asset pemerintah. Jika holding terbentuk, mungkin spread of control-nya terlalu luas, namun bisa diatasi dengan manajemen yang kuat dan punya strong leadership," paparnya.

Di sisi lain, dia menambahkan, pemerintah harus menyiapkan seperangkat regulasi dan aturan sebelum membentuk korporasi induk Pelindo.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan akan mengubah konsep super holding yang diwacanakan menteri sebelumnya menjadi jadi subholding, yang fokus pada masing-masing kegiatan unit usaha. Konsep subholding tersebut seperti lini bisnis yang sekarang dijalankan Pelindo I sampai dengan IV.

Saat ini, perusahaan yang bergerak di jasa pelabuhan itu mengelola pelabuhan sesuai wilayah kerja masing-masing. Ke depan, Erick menginginkan pembagian tugas bukan dari wilayah, melainkan dari jenis usahanya.

 “Contoh apakah ke depan Pelindo bisa jadi pelindo 1 sampai IV atau Pelindo kita ubah sesuai fungsinya, misalnya Pelindo peti kemas, pelabuhan, curah cair, tidak berdasarkan sub region-nya yang akhirnya terjadi kanibal dan ketidakpastian  di antara mereka. Hal-hal ini yang mau kita lakukan,” kata Erick.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dewi Andriani
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper