Bisnis.com, JAKARTA — Ketika mengawali 2020, Australia dilanda kebakaran besar yang masih terjadi di beberapa titik hingga saat ini. Namun, kebakaran tersebut dinilai tidak memberi dampak besar pada pasar properti di Australia.
Hal itu disampaikan Herman Suwito, Head of Major Project Sales Crown Group di Indonesia.
Dia mengatakan bahwa kebakaran hanya terjadi di beberapa wilayah di Australia dan dampak kepada harga kemungkinan hanya akan terjadi di wilayah-wilayah yang benar-benar terkena dampak kebakaran.
“Untuk dampak secara langsung seperti ke pasar di Sydney, Brisbane, Melbourne tidak ada. Ini juga dianggap sebagai bencana alam harapannya tidak terjadi berulang-ulang. Saat ini, kebakarannya juga sudah mulai bisa ditangani,” ungkapnya kepada Bisnis, Senin (13/1/2020).
Menurutnya, kebutuhan untuk mencari rumah bagi para korban pasti ada dan akan bertambah, tapi jumlahnya tidak signifikan. Pasalnya, kemungkinan para korban hanya akan mencari untuk hunian sementara.
“Jadi, mereka mungkin cari hunian untuk mengungsi, untuk sementara, dan akan membangun kembali di lokasi lama jika keadaan sudah membaik. Hal ini membuat pengaruhnya kepada harga tidak besar,” lanjutnya.
Baca Juga
Berdasarkan laporan Moody’s, harga properti di Sydney pada 2020 diprediksi meningkat rata-rata 7,9 persen, diikuti oleh peningkatan sebesar 8,4 persen pada 2021, sedangkan di Melbourne, harga properti diprediksi meningkat 7 persen pada 2020 diikuti dengan peningkatan 7,8 persen pada 2021.
Kebakaran yang sudah terjadi sejak Oktober 2019 itu merupakan yang terparah dalam sejarah kebakaran di Negeri Kanguru itu dan terpaksa membuat ribuan warga New South Wales, Australia harus dievakuasi.
Pasalnya, kebakaran hebat tersebut telah menghanguskan lebih dari 10,3 juta hektare atau setara dengan luas Korea Selatan.