Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Keuangan menyampaikan defisit anggaran 2019 berada di posisi 2,2 persen dari PDB, alias sesuai target.
Data Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menunjukkan posisi defisit neraca primer pada Desember 2019 adalah sebesar Rp77,5 triliun atau 385,3 persen dari target defisit keseimbangan primer yang sebesar Rp20,11 triliun dan outlook yang sebesar Rp34,7 triliun.
Perolehan tersebut terpaut jauh jika dibandingkan dengan perolehan pada Desember 2018. Kala itu, keseimbangan primer berada di angka Rp11,5 triliun dari estimasi pemerintah sebesar Rp87,3 triliun, atau 13,2 persen dari perkiraan.
Dengan perolehan tersebut, defisit anggaran pada akhir 2019 pun berada di angka Rp353 triliun atau 2,2 persen dari PDB. Angka ini sesuai dengan target defisit pemerintah setelah sebelumnya direvisi dari 1,84 persen menjadi 2,2 persen dari PDB.
Catatan ini juga memperbaiki defisit pada November 2019, ketika defisit anggaran mencapai Rp368,94 triliun atau 2,3 persen dari PDB.
Dalam Konferensi Pers Kinerja APBN 2019 di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (7/1/2020), Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menerangkan perbaikan catatan pada akhir tahun ini dipengaruhi oleh membaiknya penerimaan pajak pada Desember 2019, meskipun masih cukup tertekan. Realisasi penerimaan pajak mencapai Rp1.332,1 triliun sepanjang 2019, atau 84,4 persen dari target APBN.
Baca Juga
Dia juga mengungkapkan kebijakan belanja yang tetap dijaga secara counterscyclical turut berperan dalam menekan defisit. Realisasi belanja negara pada Desember 2019, mencapai 93,9 persen dari total target sebesar Rp2.461,1 triliun atau sebanyak Rp2.310,2 triliun.
Selain itu, pemerintah menorehkan pembiayaan anggaran sebesar Rp399,5 triliun dari alokasi Rp296 triliun atau 134,9 persen terpenuhi. Jumlah ini mengalami kenaikan 30,97 persen apabila dibandingkan dengan perolehan 2018, ketika pembiayaan anggaran berada di posisi Rp305,7 triliun dari target Rp325,9 triliun.