Bisnis.com, JAKARTA – Rendahnya inflasi 2019 sepanjang 20 tahun terakhir diyakini akan terkoreksi pada 2020 dengan perkiraan 3,39 persen akibat kenaikan sejumlah tarif.
Ekonom PT Bank Danamon Tbk. Wisnu Wardana mengatakan bahwa komponen inflasi pada 2020 relatif stabil. Dia memprakirakan, ada kenaikan inflasi tahun ini dari 2019 dipicu oleh kenaikan tarif BPJS Kesehatan, naiknya tarif cukai rokok, kenaikan tarif tol, dan tarif dasar listrik.
“Danamon memprediksikan pada 2020 ini secara kumulatif, inflasi berada pada kisaran 3,39 persen,” terang Wisnu melalui siaran pers, Senin (6/1/2020).
Dia menilai, dengan kondisi tersebut maka inflasi dinilai belum menjadi salah satu faktor utama yang akan menjadi dasar kebijakan Bank Indonesia tahun ini. Adapun pada Desember 2019, Wisnu menyatakan inflasi tercatat 0,34 persen (mtm) atau 2,72 persen (yoy). Sejumlah pemicu dari pencatatan nilai inflasi yang rendah ini adalah’ harga komoditas yang stagnan, naiknya barang konsumsi akibat tingginya permintaan pada akhir tahun, misalnya komponen pangan dan transportasi.
Inflasi inti juga tercatat turun menjadi 3,02 persen (yoy), dari November tercatat sebesar 3,08 persen (yoy). Angka inflasi ini juga masih jauh lebih rendah dari periode yang sama tahun 2018 yakni sebesar 3,07 persen (yoy).
Dia menyatakan, dengan pencatatan inflasi 2,72 persen (yoy), setidaknya level tersebut masih aman sekalipun berada di bawah prediksi Bank Indonesia dengan rentang 2,5 persen sampai 4,5 persen. Wisnu mengakui, inflasi Desember 2019 adalah yang terendah sejak 1999.