Bisnis.com, JAKARTA — Banyaknya ruas jalan yang rusak di Jalan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, tak hanya menyulitkan warga untuk melakukan aktivitas sehari-hari, tetapi juga menyulitkan pengembang properti di sana untuk melakukan aktivitas pembangunan maupun penjualan.
Jalan raya Parung Panjang merupakan salah satu jalan yang digunakan oleh beberapa perusahaan industri dan tambang yang menggunakan truk-truk besar. Hal ini membuat beban yang diterima jalan menajdi berlebihan sehingga banyak ruasnya yang rusak dan berlubang besar.
Di jalan-jalan yang berlubang, bahkan masyarakat sekitar sampai menanami pohon pisang. Selain sebagai pemberitahuan, hal ini dilakukan sebagai bentuk protes mereka kepada pemerintah yang tidak segera mengambil langkah untuk melakukan perbaikan.
Pengembang properti, Forest Development, anak usaha PT Hanson International Tbk., juga mengalami kerugian akibat adanya jalan rusak. Calon kosumen maupun masyarakat yang tinggal di sekitar jalan Parung Panjang menjadi kesulitan untuk datang ke lokasi perumahan milik Forest Development.
Selain menyulitkan konsumen untuk melakukan kunjungan ke lokasi proyek, Managing Director Forest Development Steve Suryadinata mengatakan bahwa jalan yang rusak juga memengaruhi kecepatan pembangunan dan ketepatan pengantaran logistik material.
“Kerusakan jalan itu sangat berpengaruh ke penjualan kami. Calon pembeli yang tadinya mau datang, langsung menyerah dan memutar balik begitu melihat rusaknya jalan Parung Panjang, belum lagi jalannya macet dan dipenuhi truk tronton,” ungkapnya kepada Bisnis, Minggu (5/1/2020).
Selain itu, jalan yang rusak juga sempat membuat penjualan dan harga yang ditawarkan menjadi tidak optimal, lantaran jalan yang rusak juga memengaruhi citra dari pengembang perumahan di Parung Panjang.