Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

2 Faktor Ini Sebabkan Inflasi 2019 Rendah

Kepala Departemen Ekonomi Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia Yose Rizal Damuri menilai, salah satu penyebab rendahnya inflasi pada 2019 adalah kemampuan pemerintah menekan inflasi harga barang dan jasa yang telah ditentukan (administered price), contohnya BBM. Hal ini dapat dilihat dari pergerakan inflasi administered price yang relatif stabil sepanjang tahun 2019.
Ilustrasi/hargababel.com
Ilustrasi/hargababel.com

Bisnis.com, JAKARTA - Kemampuan pemerintah menekan inflasi administered price dan daya beli yang rendah dinilai menjadi faktor utama rendahnya inflasi tahun 2019.

Kepala Departemen Ekonomi Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia Yose Rizal Damuri menilai, salah satu penyebab rendahnya inflasi pada 2019 adalah kemampuan pemerintah menekan inflasi harga barang dan jasa yang telah ditentukan (administered price), contohnya BBM. Hal ini dapat dilihat dari pergerakan inflasi administered price yang relatif stabil sepanjang tahun 2019.

"Tidak terlalu besar, sekitar 0,12% saja, walaupun dalam hal BBM, pemerintah juga tertolong dengan turunnya harga minyak dunia," katanya saat dihubungi pada Kamis (2/1/2020).

Selain itu, barang-barang yang termasuk dalam kategori administered price kebanyakan adalah kebutuhan dasar yang digunakan untuk produksi lebih lanjut. Kombinasi kedua hal ini, lanjutnya, membuat ongkos produksi dapat ditekan oleh produsen.

Di sisi lain, Yose mengatakan rendahnya inflasi juga disebabkan daya beli masyarakat yang cenderung menurun. Hal ini merupakan imbas dari lemahnya pertumbuhan ekonomi global.

"Ekspor komoditas Indonesia selama 2019 mengalami pelemahan. Sementara itu, produksi domestik tidak mengalami perubahan yang berarti, akibatnya sumber penghasilan yang dapat menggerakkan daya beli domestik juga ikut melemah," jelasnya.

Lebih lanjut, Yose menjelaskan, ke depannya pemerintah perlu menjaga faktor-faktor produksi yang saat ini masih cukup tinggi. Ia mencontohkan ongkos logistik yang masih cukup mahal akan menambah beban produsen.

"Inflasi produk makanan juga perlu diperhatikan pemerintah. Walaupun tidak besar, tetapi [inflasi] Indonesia pada sektor ini masih terbilang tinggi bila dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia," imbuh Yose.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper