Bisnis.com, JAKARTA—Menteri ESDM Arifin Tasrif optimistis pasokan listrik selama Natal 2019 dan tahun baru 2020 akan aman karena PLN mulai memanfaatkan teknologi drone untuk melakukan inspeksi transmisi.
Penggunaan teknologi drone ini dilakukan untuk menjangkau daerah yang sulit diakses. Transmisi tidak hanya berada di perkotaan saja, melainkan juga melewati pegunungan hingga pohon-pohon tinggi, termasuk pohon sengon yang menjadi penyebab padam listrik massal atau blackout sistem Jawa Bagian Barat pada 4 Agustus 2019 lalu.
“Saat mudik, banyak hal yang rawan saya yakin dengan kesiapan PLN. Tadi disampailan bahwa menggunakan teknologi drone untuk inspeksi, seperti kita ketahui transmisi tidak hanya di kota, tetapi juga gunung termasuk meleeati pohon sengon, bisa terdeteksi, pelajaraan yang sangat berharga,” katanya, Senin (23/12/2019).
Pelaksana Tugas Direktur Utama PLN Sripeni Inten Cahyani mengatakan sejak kejadian blackout 4 Agustus 2019 lalu, perusahaan setrum tersebut telah banyak melakukan perbaikan. PLN bahkan telah melakukan kajian bersama dengan Wood Mackenzie, The United States Agency for International Development (USAID), dan sejumlah perguruan tinggi mengenai sistem kelistrikan di Indonesia.
Sripeni mengakui ada sejumlah titik rawan yang menjadi perhatian PLN terkait kondisi kelistrikan selama libur natal dan tahun baru (Nataru). PLN pun memanfaatkan drone untuk menginspeksi tower bertegangan tinggi.
Setidaknya, cadangan daya setiap sistem kelistrikan di Indonesia telah berada di atas 30%. Hanya ada tiga wilayah yang berada di bawah 30%, yakni Sistem Bangka, Ternate, dan Sorong.
“Strategi kami libur Nataru melaksanakan piket posko siaga, kami juga telah memiliki back up,” katanya.
Berkaca pada tahun lalu, saat tahun bari 1 Januari 2019, hanya Bangka yang kebutuhan listriknya meningkat. Sementara, dua daerah lainnya tergolong aman meskipun cadangan daya rendah.
Hal serupa juga kemungkinan terjadi pada tahun ini. Sementara itu, untuk Natal 2019, tiga wilayah tersebut masih dinilai menjadi titik rawan.
Meskipun demikian, biasanya saat libur Nataru, kebutuhan listrik menurun. Pada 24 Desember 2019 atau H-1 natal beban puncak kemungkinan hanya 23 GW sedangkan 25 Desember 2019 atau H natal sebesar 21 GW.
"Kalau kita lihat prediksi akhir tahun pada natal dan tahun baru memang rendah sehingga kita bisa manage dengan cadangan seperti itu," katanya.