Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Duet Ahok dan Jonan Bisa Atasi Masalah Akut Pertamina

Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali merasa jengkel dengan kondisi Indonesia yang disebut hobi impor minyak dan gas (migas) yang mencapai 700.000-800.000 barel per hari.
Logo Pertamina./Istimewa
Logo Pertamina./Istimewa

Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali merasa jengkel dengan kondisi Indonesia yang disebut hobi impor minyak dan gas (migas) yang mencapai 700.000-800.000 barel per hari. Kejengkelan Jokowi beralasan, lantaran impor sebesar itu semakin memperbesar defisit negara migas (DNM) yang membengkakan defisit neraca perdagangan

Penyebab utamanya meroketnya impor migas adalah penurunan lifting crude oil dan tidak dibangun kilang minyak hampir selama 30 tahun. Presiden Jokowi meyakini bahwa mafia migas dalang di balik peningkatan impor dan kegagalan pembangunan kilang minyak. Tidak dapat dipungkiri bahwa ketiga permasalahan akut itu merupakan tanggung jawab PT Pertamina (Pertamina) yang tidak kunjung diselesaikan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir ini.

Menteri BUMN Erick Thohir memang sudah mengangkat Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai Komisaris Utama (Komut) Pertamina untuk mengatasi ketiga permasalahan akut yang dihadapi perusahaan migas pelat merah tersebut. Meski dikenal sebagai pendobrak, Ahok sebagai Komut Pertamina tidak akan pernah mampu mengatasi permasalahan Pertamina tersebut sendirian, tanpa berduet dengan Direktur Utama (Dirut) Pertamina.

Namun, mustahil bagi Ahok berduet dengan Dirut Pertamina saat ini. Pasalnya, ketiga permasalahan Pertamina itu sudah muncul beberapa tahun lalu tanpa bisa diatasi oleh Dirut Pertamina saat ini. Oleh karena itu, Menteri BUMN juga harus menempatkan dirut Pertamina baru untuk berduet dengan Ahok dalam mengatasi permasalahan akut di Pertamina.

Dirut Pertamina itu harus berintegritas, berani, dan profesional di bidangnya, serta memiliki track record keberhasilan dalam mengelola BUMN. Salah satu yang memenuhi kualifikasi tersebut adalah Ignasius Jonan, mantan Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM). 

Jonan seorang profesional, yang mengawali karirnya di Citibank selama 20 tahun. Debutnya di BUMN dan pemerintahan diawali sebagai dirut PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) yang saat itu menderita kerugian, namun bisa dibalikkan jadi untung.

Prestasi monumental dicapai Jonan pada saat menjadi dirut PT Kereta Api Indonesia (Persero) (KAI). Dalam waktu kurang dari 5 tahun, Jonan sebagai leader telah berhasil melakukan radical changes di PT KAI hingga mencapai service excellence. Bahkan, Jonan berhasil mengubah PT KAI yang semula menderita kerugian Rp83,5 miliar menjadi keuntungan senilai Rp154,8 miliar yang meningkat menjadi Rp560,4 miliar pada 2013.

Kesuksesan di PT KAI mengantarkan Jonan menjadi Menteri Perhubungan selama 2 tahun. Namun, Jonan terkena reshuffle kabinet pada 27 Juli 2016. Dua bulan kemudian, Presiden Jokowi mengangkat Jonan kembali menjadi Menteri ESDM pada 14 oktober 2016 hingga berakhirnya kabinet jilid satu.

Berbagai keberhasilan yang dicapai saat kepemimpinan Jonan, antara lain pencapaian 98,8% rasio elektrifikasi, pengembangan energi baru terbarukan (EBT) (listrik tenaga surya, listrik tenaga bayu, biodiesel B20 dan B30), serta kompor listrik dan kendaraan listrik. 

Selain itu, tidak dapat disangkal bahwa keberhasilan Indonesia menguasai mayoritas saham PT Freeport Indonesia setelah 51 tahun berkat kepiawaian dan keuletan Jonan dalam berunding dengan Freeport-McMoRan Inc. dan Rio Tinto. Selama menjabat sebagai Menteri ESDM, Jonan juga sudah terbukti punya komitmen dan keberanian dalam menumpas para pemburu rente di bidang energi.

Berdasarkan kualifikasi dan capaian keberhasilan yang diukir, Ignasius Jonan merupakan sosok yang tepat untuk diangkat menjadi dirut Pertamina, berduet dengan Ahok sebagai komut Pertamina. Duet Ahok-Jonan ini diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan akut yang dihadapi Pertamina, termasuk mengganyang mafia migas seperti yang diharapkan oleh Presiden Jokowi.

Penulis adalah pengamat ekonomi energi Universitas Gadjah Mada (UGM) dan mantan Tim Anti Mafia Migas.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Fahmy Radhi
Editor : Lucky Leonard

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper