Bisnis.com, JAKARTA — Kekuatan finansial dan jaringan dari pengelola Kawasan industri menjadi tantangan terbesar dalam membangun kawasan industri. Pasalnya, kawasan industri biasanya akan diisi oleh pabrik-pabrik penghiliran.
Direktur Perwilayahan Industri Kementerian Perindustrian Ignatius Warsito mengatakan bahwa dalam membangun kawasan industri yang ideal memang membutuhkan waktu panjang.
"Tantangan secara umum adalah dari segi [kekuatan] finansial dan jaringan serta harus sabar. Tidak bisa [membangun kawasan industri] hanya sehari atau 2 hari, bisa 5 tahun, 10 tahun, dan bahkan 15 tahun. Perlu perencanaan strategis pada pengelolanya," ujarnya, Jumat (13/12/2019).
Selain itu, kata Warsito, diperlukan investasi yang besar dalam membangun kawasan industri. Idealnya untuk mengembangkan 500 hektare dibutuhkan investasi Rp50 triliun hingga Rp100 triliun.
"Itu kalkulasi kasar untuk 500 hektare," katanya.
Selain itu, katanya, para pengelola atau pengembang kawasan industri diimbau agar memperhatikan pengaturan tata ruang kawasan industri alias harus sesuai dengan rencana induk.
Baca Juga
Kendati tidak mudah, pembangunan kawasan industri harus dilakukan guna meningkatkan investasi dan berujung pada pertumbuhan ekonomi nasional.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan bahwa hingga saat ini sudah ada 103 kawasan industri yang beroperasi dengan total cakupan wilayah mencapai 55.000 hektare.
Sementara itu, terdapat 15 kawasan industri yang masih dalam proses konstruksi dan 10 kawasan industri pada tahap perencanaan.
“Dari 103 kawasan industri yang sudah operasional, sebanyak 58 di antaranya berlokasi di Pulau Jawa,” ujarnya Menperin.
Sisanya, terletak di Pulau Sumatra sebanyak 33 kawasan industri, Kalimantan 8 kawasan industri, dan Sulawesi 4 kawasan industri. Sejak 2014, ada peningkatan hingga 20 kawasan industri.