Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah mencari celah peningkatan produksi minyak dan gas bumi nasional dengan mendorong proyek pengurasan minyak tahap lanjut atau enhanced oil recovery (EOR).
Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengumpulkan pemangku kepentingan sektor migas untuk memastikan proyek pengurasan minyak tahap lanjut ini berlangsung. Tidak hanya Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Luhut juga memanggil 10 produsen migas terbesar yang ada di Indonesia.
Luhut mengatakan, para produsen migas akan mengidentifikasi langkah untuk meningkatkan produksi siap jual (lifting) minyak nasional. Menurutnya, di tengah penurunan produksi migas alami, upaya pengurasan 1,6 miliar barel minyak dapat kembali menggairahkan industri ini.
“Saya minta pada mereka untuk segera membuat perencanaan bagaimana menggunakan EOR, agar produksi kita bisa 1 juta barel per hari [bph] beberapa tahun ke depan,” katanya, Senin (2/12/2019).
Upaya peningkatan produksi migas, lanjut Luhut, menjadi keniscayaan untuk memangkas gap lifting migas dengan target dalam APBN. Meski EOR menjadi solusi peningkatan produksi, pihaknya juga mendorong adanya upaya pencarian cadangan migas baru.
“Jadi, semua kami identifikasi mana saja EOR yang bisa. Tidak ada permintaan khusus dari mereka, tapi nanti mereka akan follow up soal EOR ini,” tambahnya.
Berdasarkan data SKK Migas, produksi minyak tercatat 748.000 barel minyak per hari (bph) dan gas bumi 7.200 MMscfd per Oktober 2019. Melihat realisasi kinerja produksi migas menggambarkan penurunan secara total kurang lebih 5% dibandingkan dengan produksi tahun lalu.