Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian BUMN mengeluarkan pernyataan resmi bahwa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ditunjuk menduduki jabatan Komisaris Utama PT Pertamina. Sementara, mantan komisioner KPK Chandra Hamzah ditunjuk jadi Komisaris Utama BTN.
Pernyataan resmi tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu (23/11/2019) tersebut menegaskan jawaban atas teka-teki pengisi kursi Direksi dan Komisaris PT Pertamina (Persero) dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
Mengapa Menteri BUMN Erick Thohir memilih Ahok dan Chandra Hamzah?
“Mengapa Chandra Hamzah menjadi komisaris utama karena memang background-nya adalah hukum, kita tahu bahwa di BTN itu ada isu-isu yang kurang baik yang tentu harus dilihat secara hukum. Apalagi, BTN ini kan ujung tombak dari pembiayaan perumahan rakyat, sehingga kalau nanti ini tidak sehat kan tidak bagus,” ujar Erick
Erick menjelaskan alasan penunjukan Ahok sebagai komisaris utama Pertamina.
Menurut mantan Ketua Panitia Penyelenggara Asian Games 2018 tersebut, Erick menginginkan figur pendobrak yang dapat membantu PT Pertamina mencapai target-target yang telah ditentukan.
“Saya rasa bagian terpenting adalah bagaimana target-target Pertamina bisa tercapai, bagaimana mengurangi impor migas bisa tercapai. Kita perlu figur pendobrak supaya ini semua sesuai target,” ujar Erick.
Ia menjelaskan peran Ahok sebagai Komisaris Utama PT Pertamina mulai diproses sejak hari ini atau maksimal Senin (25/11/2019). Sementara itu, untuk jajaran petinggi BTN baru akan disampaikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham akhir bulan ini.
Mengenai pembinaan BUMN ke depan, Erick menegaskan bahwa dirinya akan langsung menahkodai BUMN dalam rapat bulanan.
“Saya akan langsung melakukan rapat bulanan dengan mengundang 30 perusahaan BUMN yang dihadiri oleh direktur utama dan komisaris utama secara bersamaan, karena tidak mungkin direksi berjalan tanpa dukungan komisaris, dan komisaris pun bukan direksi yang melakukan kerja sehari-hari, keduanya saling terikat satu sama lain,” katanya.