Bisnis.com, PURWAKARTA - PT South Pacific Viscose, produsen serat rayon atau viscose, berencana menganggarkan belanja modal pada 2020 untuk menerapkan sistem pengolahan air limbah terbaru.
Widi Nugroho Sahib, Head of Corporate Affairs PT South Pacific Viscose (SPV), mengatakan pemutakhiran sistem tersebut dilakukan untuk membuat emisi cair dari proses produksinya kian rendah. Pemutakhiran sistem pengolahan limbah itu diperkirakan rampung pada 2022.
Kendati demikian, dia belum bisa merincikan berapa besaran belanja modal atau capital expenditure (capex) tersebut.
"Sudah disampaikan direksi bahwa kami akan melakukan reinvest," ujarnya di sela-sela Upacara Penyelesaian Pekerjaan Pengerukan Sungai Citarum, yang berlokasi di Dermaga BCL (Bandar Citarum Lestari) di Purwakarta, Selasa (19/11/2019).
Widi menjelaskan saat ini pengolahan limbah produksi SPV sudah berada di bawah baku mutu maksimal yang ditetapkan pemerintah. Dengan pemutakhiran tersebut, emisi produksi perusahaan bisa semakin rendah.
Langkah itu, katanya, direalisasikan sejalan dengan visi anak usaha Lenzing AG, perusahaan global asal Austria, itu untuk turut bersumbangsih bagi revitalisasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum.
Selain itu, peningkatan standar ramah lingkungan untuk produksi itu juga digalakkan untuk mengejar target EU Ecolabel. SPV menargetkan pada 2022 standar produksi ramah lingkungan itu bisa tercapai agar mampu meningkatkan penetrasi ke pasar global, terutama Eropa dan Amerika.
Widi menjelaskan saat ini sekitar 80% - 90% produksi serat rayon SPV sudah ditujukan untuk pasar ekspor. Perusahaan memiliki kapasitas produksi serat rayon hingga 323.000 ton per tahun.
"2022 kami menargetkan EU Ecolabel, tetapi pada saat ini kami sudah memasok bahan untuk brand global, seperti Zara, Uniqlo, dan H&M," ujarnya.