Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI : Porsi Kepemilikan Asing Besar Tak Masalah, Asal...

Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo menyatakan kepemilikan asing terhadap SBI saat ini memang memiliki porsi yang besar. Kondisi itu dipicu oleh investor cenderung mencari return yang paling besar dari pendapatan.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo didampingi Direktur, Group Head Departemen Komunikasi BI Junanto Herdiawan dan Kepala Perwakilan BI Jawa Timur Difi A. Djohansyah, memberikan penjelasan kepada wartawan tentang Festival Ekonomi Syariah dan perkembangan ekonomi dan moneter terkini di Surabaya, Kamis (7/11/2019)/Fahmi Achmad
Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo didampingi Direktur, Group Head Departemen Komunikasi BI Junanto Herdiawan dan Kepala Perwakilan BI Jawa Timur Difi A. Djohansyah, memberikan penjelasan kepada wartawan tentang Festival Ekonomi Syariah dan perkembangan ekonomi dan moneter terkini di Surabaya, Kamis (7/11/2019)/Fahmi Achmad

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia menilai besarnya porsi asing pada instrumen Sertifikat Bank Indonesia (SBI) bukan masalah selama stabilitas finansial terjaga.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo menyatakan kepemilikan asing terhadap SBI saat ini memang memiliki porsi yang besar. Kondisi itu dipicu oleh investor cenderung mencari return yang paling besar dari pendapatan.

Saat ini suku bunga dunia dari berbagai negara terbilang rendah. Indonesia termasuk salah satu negara yang juga menawarkan return terbaik. 

Alhasil, dana yang masuk ke Indonesia menurut Dody bisa menambah kekuatan likuiditas Indonesia dan menjaga stabilitas.

Dia menilai jika ingin mencegah ketergantungan pada asing, maka pemerintah dan Bank Indonesia juga harus mendorong pembeli SBI adalah  berasal dari dalam negeri.

"Yang penting di sini dan kita melihat bahwa per porsi asing yang naik di equity dan SBN [Surat Berharga Negara], bagaimana diturunkan. Dengan menurunkan porsi mereka, tapi naikkan porsi domestik," kata Dody di Komisi XI DPR RI, Senin (11/11/2019).

Dia menyebut, beberapa cara yang bisa dilakukan misalnya menerbitkan SBN ritel, dana pensiun, dan beberapa cara lain. 

Dia menyatakan, Bank Indonesia tidak akan melakukan capital control terhadap dana yang masuk. 

Oleh sebab itu, Bank Indonesia akan mengandalkan setiap aliran dana yang masuk atau capital inflow guna menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

"Kami akan di pasar menjaga rupiah stabil, dan akan masuk di pasar kalau diperlukan. Kami tak atur nilai tukar itu sesuai dengan keinginan kami karena ini adalah mekanisme pasar," ujar Dody.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper