Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat berkomitmen untuk memperluas penggunaan karet alam sebagai campuran aspal dalam pemeliharaan jalan nasional.
Penggunaan karet juga bagian dari upaya membantu upaya petani di tengah tren penurunan harga karet.
Menteri PUPR Basuk Hadimuljono mengatakan bahwa pihaknya sudah mendapat permintaan untuk meningkatkan penggunaan karet alam sebagai campuran aspal dari Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
Kesepakatan kedua kementerian itu, katanya, akan tertuang dalam nota kesepahaman yang akan ditandatangani pada Desember 2019.
Dalam kesempatan yang sama, Mentan Syahrul menuturkan bahwa penggunaan karet untuk campuran aspal akan membantu petani di tengah harga karet yang masih rendah.
Baca Juga
Dia berharap supaya volume penggunaan karet untuk aspal bisa lebih ditingkatkan pada tahun depan.
"Kami sudah mulai sejak akhir tahun lalu, jumlahnya 30.000 ton. Beliau [Menteri Pertanian] minta supaya diperbesar. Kami lebihkan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan PU [PUPR]," jelas Basuki usai pertemuan dengan Syahrul di Kantor Kementerian PUPR, Jumat (8/11/2019).
Dalam catatan Bisnis, Indonesia merupakan salah satu produsen karet alam terbesar di dunia. Setiap tahun, produksi karet alam Indonesia mencapai 3,20 juta ton dan 0,60 juta ton di antaranya dimanfaatkan industri dalam negeri, sedangkan 2,40 juta ton lainnya diekspor.
Sejauh ini, Kementerian PUPR sudah menerbitkan regulasi mengenai norma, standar, prosedur, dan manual penggunaan karet untuk campuran aspal, yaitu SE Menteri PUPR No.04/SE/M/2019.
Beleid ini berisi pedoman perancangan dan pelaksanaan campuran beraspal panas dengan aspal yang mengandung karet alam. Ketentuan ini juga mengatur spesifikasi aspal karet.
Aspal dengan campuran karet dinilai memiliki kualitas yang perkerasan yang lebih baik dibandingkan tanpa campuran karet. Kandungan karet bisa meningkatkan ketahanan retakan dan deformasi alur. Walhasil, aspal dengan campuran karet memiliki daya tahan yang lebih tinggi dibandingkan dengan aspal biasa.
Secara umum, panjang jalan nasional yang berpotensi dirawat dengan aspal bercampur karet tercatat 181.986 kilometer di Sumatra.
Adapun, potensi serupa di Jawa dan Kalimantan masing-masing 107.095 kilometer dan 66.907 kilometer.