Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Jalan Tol Indonesia menyambut baik niat pemerintah membuka ruang bagi swasta untuk berpartisipasi pada proyek infrastruktur, termasuk jalan tol.
Kendati demikian, kata Sekretaris Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI) Krist Ade Sudiyono, sejumlah pekerjaan rumah perlu dituntaskan untuk proyek kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) bisa berjalan mulus dan saling menguntungkan.
Dia mengatakan bahwa sejuah ini, kinerja proyek-proyek KPBU belum memuaskan karena terjadi kelembaman partisipasi, terutama di kalangan swasta. Tak heran, proyek-proyek kerja sama masih didominasi kalangan badan usaha miilik negara.
"Upaya menarik investor swasta lokal maupun luar negeri masih menjadi pertanyaan dan pekerjaan rumah besar pemerintah Indonesia saat ini," ujar Kris yang juga CEO Toll Road Business Group Astra Infra, Kamis (7/11/2019).
Dalam catatan Bisnis, hingga saat ini, dari 10 proyek KPBU di sektor jalan tol, hanya satu proyek yang dimenangi oleh kalangan swasta dalam porsi mayoritas.
Proyek tersebut yakni jalan tol Cileunyi—Sumedang—Dawuan atau Cisumdawu. Konsesi jalan tol sepanjang 61 kilometer tersebut dimenangi oleh PT Citra Karya Jabar Tol yang 51 persen sahamnya dimiliki PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk.
Baca Juga
Menurut Kris, rancang bangun dan cetak biru perencanaan proyek infrastruktur nasional harus disiapkan secara matang oleh pemerintah. Pemerintah juga perlu meningkatkan tingkat kelayakan proyek melalui berbagai dukungan fiskal maupun moneter
Secara umum, peran swasta belum terlalu dominan di industri jalan tol, tercermin dari dari pangsa pasar yang terbilang sedikit.
Data yang dihimpun Bisnis menunjukkan bahwa hingga Oktober 2019, badan usaha jalan tol yang sahamnya dikendalikan kalangan swasta hanya mengoperasikan jalan tol 327 kilometer.
Angka tersebut setara 18,81 persen dari panjang jalan tol operasi sejauh 1,735 kilometer per Oktober 2019.