Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina (Persero) mengakselerasi progres empat proyek pengembangan kilang (RDMP) dan dua pembangunan baru kilang (GRR).
Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Ignatius Tallulembang mengatakan pihaknya mengklaim sudah mempercepat pengerjaan proyek kilang, serta melakukan akselerasi guna memperkuat ketahanan energi nasional.
Dengan adanya empat proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) dan dua Grass Root Refinery (GRR), kapasitas kilang Pertamina menjadi 2 juta barel per hari (bph) pada 2026 dengan volume produksi BBM sebesar 200 juta liter per hari.
Nantinya, kualitas produk BBM Pertamina juga meningkat menjadi EURO V dari saat ini EURO II. Selain itu, dampak proyek kilang ini membuat volume produksi petrokimia melesat menjadi 6.000 kilo ton per tahun dari yang saat ini 600 kilo ton per tahun.
“Dari 4 RDMP dan 2 GRR semua sudah jalan dan enggak ada yang ketinggalan kereta,” tuturnya, Rabu (6/11/2019).
Semua kilang Pertamina nantinya dapat memproduksi petrokimia dan produk bahan bakar minyak. Tallulembang mengaku Pertamina sengaja mendesain kilang agar mampu fleksibel dan menyesuaikan kebutuhan. Dari perencanaan proyek-proyek kilang yang ada, diperkirakan Proyek RDMP Balikpapan akan beroperasi pada Juni 2023, sedangkan untuk proyek fase II beroperasi pada 2026.
Baca Juga
Bulan depan, Tallulembang mengatakan pihaknya akan melakukan penandatanganan kontrak kerja sama dengan mitra yang membantu pendanaan (equity partners). Sejauh ini, Pertamina tinggal menyeleksi satu dari empat calon mitra.
Dalam pembangunan RDMP Balikpapan, diketahui tingkat konten sumber daya lokal berkisar 35%-50%. Dengan adanya pengembangan kilang Balikpapan, diperkirakan tumbuh fasilitas produksi valve, vessel, heat engine, kabel dan lainnya.
“Sudah masuk dalam tahapan pembangunan. Konstruksi sudah mulai Februari 2019 ini. Sampai akhir bulan kemarin [progresnya] sudah 9%, rencana awal 6%,” tambahnya.
Untuk RDMP Balongan, Tallulembang mengaku pihaknya telah melakukan sejumlah percepatan. Untuk pembangunan Fase I, sudah masuk tahap lelang.
Dengan begitu, selain Kilang Balikpapan, proyek kilang di Balongan ini relatif akan cepat berproduksi. Pertamina menargetkan pada Desember 2019 akan ada contract award untuk pemilihan EPC. Diperkirakan Kilang Balongan Fase I akan beroperasi pada 2022, menambah kapasitas kilang dari 125.000 bph menjadi 150.000 bph.
Selain itu, meningkatkan kualitas produk dari EURO II menjadi EURO V. Tallulembang mengatakan untuk RDMP Cilacap, pihaknya memastikan sudah akan ada jawaban atas valuasi aset pada bulan depan. Tallulembang juga memaparkan perkembangan RDMP Dumai, yang sudah memasuki tahap diskusi dengan calon mitra. Dia pun menargetkan pada 10 Desember mendatang, penandatanganan kontrak kerja sama dengan mitra dapat dilakukan.
“Jadi, 2027 proyek ini akan kami selesaikan,” ujarnya.