Bisnis.com, JAKARTA - PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia menandatangani perjanjian dengan Spanish Tecnicas Reunidas SA untuk melaksanakan basic engineering design (BED) dan front-end engineering design (FEED) proyek pembangunan kompleks kilang minyak dan petrokimia di Tuban, Jawa Timur.
Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia merupakan joint venture yang telah dibentuk sejak Oktober 2016 dengan kepemilikan saham Pertamina sebanyak 55% dan Rosneft 45%.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan berdasarkan perjanjian, desain kontrak berlaku 21 minggu.
"Semua masih berjalan sesuai tahapan," tuturnya, saat dihubungi Bisnis.com, Rabu (30/10/2019).
Usaha patungan dua perusahaan migas ini dibentuk dengan melihat kondisi pasar dan prospek pertumbuhan Indonesia yang menjanjikan. Menurutnya, hal inilah yang kemudian mendorong Pertamina dan Rosneft bersepakat untuk mengembangkan konsep kompleks kilang dan petrokimia yang memiliki daya saing yang tinggi.
Fajriyah mengatakan pabrik BBM tersebut nantinya diprediksi akan menjadi salah satu kilang dengan teknologi tercanggih di dunia dengan indeks kompleksitas Nelson mencapai 13.1.
Kilang Tuban didesain untuk memiliki kapasitas pengolahan utama hingga 15 million metric tons per annum (MMta), yang sebagian akan mengolah Petrokimia seperti produk etilen sebanyak 1 MMta dan hidrokarbon aromatik sebanyak 1,3 MMta.
Kilang Tuban rencananya akan mulai berjalan pada 2025. Dari titik inilah klaster industri kimia baru akan tercipta di Tuban.
Sebagai bagian dari New Grass Root Refinery (NGRR) yang dibangun Pertamina, lanjut Fajriyah, Kilang Tuban akan menjadi penopang bisnis Pertamina ke depan.
"Dengan adanya tambahan kilang Tuban dan beberapa kilang lainnya, maka Indonesia diprediksi tidak perlu mengimpor BBM setelah semua proyek kilang selesai," tambahnya.