Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Selamatkan Industri TPT, Daya Saing Ekspor Terus Dipacu

Skema yang disiapkan akan serupa dengan skema kemudahan impor tujuan ekspor (KITE).
ilustrasi./JIBI-Nurul Hidayat
ilustrasi./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perindustrian menyiapkan beberapa strategi untuk menyelamatkan industri tekstil dan produk tekstil (TPT) salah satunya dengan memacu TKDN.

Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Kemenperin Muhammad Khayam mengatakan produk garmen yang diekspor oleh industri dalam negeri hanya sebatas meningkatkan kualitas dari proses sebelumnya yang diimpor. Menurutnya, industri TPT harus meningkatkan promosi agar dapat memperdalam tingkat komponen dalam negeri (TKDN).

Khayam menyampaikan pihaknya akan mengajukan skema yang dapat memudahkan penggunaan bahan baku domestik untuk kebutuhan ekspor. Menurutnya, skema yang disiapkan akan serupa dengan skema kemudahan impor tujuan ekspor (KITE).

Selain itu, Khayam menyatakan pihaknya akan kembali mengadakan bantuan restrukturisasi mesin, khususnya bagi industri antara TPT. Khayam berujar program yang dimulai pada 2008 tersebut dihentikan pada 2016 dengan alasan audit program.

Khayam menilai restrukturisasi mesin industri TPT penting dilakukan lantaran pergeseran preferensi konsumen semakin cepat. Selain itu, tren personalisasi busana akibat tumbuhnya sekolah busana maupun industri kecil menengah juga menjadi lebih cepat.

Khayam optimistis penghidupan kembali program restrukturisasi permesinan akan menggenjot investasi ke industri antara TPT, khususnya industri finishing kain. Pihaknya juga akan memperbaiki ekosistem industri antara TPT.

Khayam menilai salah satu cara penyelesaian masalah limbah hasil industri dying-printing-finishing kain adalah merelokasi pabrikan tersebut ke area tertentu yang ditentukan pemerintah. Pada area tersebut, katanya, harus ada pengolahan limbah terintegrasi.

Di sisi lain, Khayam menyatakan penaikan harga gas dapat menjadikan pabrikan pure terapthalac acid (PTA) menjadi tiga unit dari posisi sebelumnya 4 unit.

Adapun, pabrikan PTA yang dimaksud dimiliki oleh PT  Asia Pasific Fiber Tbk. (APF). PTA merupakan bahan baku pembuatan polyester yang terbuat dari hasil reaksi kimia paraxylene. Paraxylene merupakan aromatik yang dihasilkan dari gas bumi.

“Ini pabriknya berhenti [produksi] sebentar lagi. Kalau APF mati, ini [produsen PTA] tinggal tiga unit. [Artinya,] impornya makin bertambah nantinya,” kata Khayam kepada Bisnis, Rabu (30/10/2019).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Andi M. Arief
Editor : Galih Kurniawan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper