Bisnis.com, JAKARTA–Minimalisasi current account deficit (CAD) dan defisit neraca dagang bakal menjadi fokus Kementerian Koordinator (Kemenko) Perekonomian untuk 5 tahun ke depan.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pihaknya sedang menyiapkan program-program untuk menjalankan amanat presiden tersebut, terutama terkait dengan sektor riil.
Menurut Airlangga, neraca dagang migas hingga saat ini memang masih tercatat mengalami defisit, tetapi di satu sisi neraca dagang nonmigas saat ini masih tercatat pada angka positif.
Oleh karena itu, langkah ke depan yang akan disiapkan oleh Kemenko Perekonomian adalah program untuk menekan defisit neraca dagang migas tersebut.
Salah satu program yang akan didorong adalah B30 pada 2020 dan B100 untuk tahun-tahun ke depannya.
Dari sisi nonmigas, secara jangka panjang Airlangga menerangkan bahwa ke depan diperlukan pengembangan industri berorientasi ekspor dan substitusi impor.
"Salah satu quick win adalah menyelesaikan restrukturisasi TPPI, tapi itu mengurangi tekanan dalam waktu yang relatif singkat," ujar Airlangga selepas serah terima jabatan, Rabu (23/10/2019).
Kedua, Airlangga juga mengatakan bahwa ke depan pemerintah akan terus berfokus dalam mengendalikan inflasi terutama yang terkait dengan pangan.
Oleh karena itu, kerja sama dengan Bank Indonesia (BI) serta Badan Pusat Statistik (BPS) akan terus ditingkatkan agar pemerintah bisa memperoleh yang akurat sebagai landasan pengambilan kebijakan pengendalian inflasi.
Mantan Menko Perekonomian Darmin Nasution pun berpesan kepada Airlangga untuk terus memperhatikan inflasi pangan tersebut karena sangat dinamis dan mudah berubah.
"Jadi jangan lupa mengikuti itu, jangan sampai ditanya inflasi berapa terus enggak tau ya repot itu. Kalau urusan lain enggak ada yang jangka pendek dan tiba-tiba seperti inflasi," ujar Darmin, Rabu (23/10/2019).