Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menteri ESDM Arifin Tasrif Siap Tingkatkan Rasio Elektrifikasi di Daerah 3T

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan bakal mempercepat pemenuhan rasio elektrifikasi di daerah terluar, terdepan, dan tertinggal (3T).
Mantan Menteri ESDM Kabinet Kerja Ignasius Jonan (kiri) berbincang dengan Menteri ESDM Kabinet Indonesia Maju Periode 2019-2024 Arifin Tasrif disela-sela acara serah terima jabatan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Jakarta, Rabu (23/10). Presiden Joko Widodo mengharapkan Menteri ESDM Arifin Tasrif dapat meningkatkan investasi di sektor energi baru terbarukan dan mencari solusi menekan impor minyak dan gas bumi./ Bisnis-Himawan L. Nugraha
Mantan Menteri ESDM Kabinet Kerja Ignasius Jonan (kiri) berbincang dengan Menteri ESDM Kabinet Indonesia Maju Periode 2019-2024 Arifin Tasrif disela-sela acara serah terima jabatan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Jakarta, Rabu (23/10). Presiden Joko Widodo mengharapkan Menteri ESDM Arifin Tasrif dapat meningkatkan investasi di sektor energi baru terbarukan dan mencari solusi menekan impor minyak dan gas bumi./ Bisnis-Himawan L. Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan bakal mempercepat pemenuhan rasio elektrifikasi di daerah terluar, terdepan, dan tertinggal (3T).

Adapun hingga semester I/2019, rasio elektrifikasi Indonesia telah mencapai 98,81%. Rasio elektrifikasi tersebut meningkat 14,5% dalam 5 tahun terakhir.

"Mengingat begitu banyak pelayanan terhadap daerah-daerah yang tertunda, tentu saja kita akan lebih cepat tentang listrik," katanya, Rabu (23/10/2019).

Sebelumnya, PT PLN (Persero) mengakui mengejar rasio elektrifikasi 100% di daerah 3T pada 2020 masih cukup sulit lantaran adanya ketidakmampuan masyarakat untuk melakukan penyambungan listrik.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama PLN Sripeni Inten Cahyani mengharapkan adanya kepedulian masyarakat, terutama dari pegawai PLN, untuk membantu penyambungan listrik masyarakat di daerah 3T melalui program one man one hope. Dengan program tersebut, relawan dapat memberikan sumbangan yang dananya nanti digunakan untuk melakukan penyambungan listrik.

Setidaknya, untuk menyambung listrik sebesar 450 VA, satu rumah perlu membayar Rp734.000. Dana tersebut masih dinilai berat oleh masyarakat yang berada di kawasan 3T.

"Program voluntary PLN mengajak partisipasi dari siapa saja yang ingin juga ikut berbagi kebahagian dengan saudara-saudara kita yang belum bisa tersambung listrik," katanya.

Selain persoalan penyambungan listrik dari rumah, investasi pembangkit hingga jaringan listrik juga masih menjadi pekerjaan rumah bagi PLN. Apalagi, pembangunan pembangkit dan transmisi di daerah 3T yang dinilai tidak ekonomis secara bisnis.

Menurutnya, sebagai perusahaan yang bergerak di bidang public service obligation (PSO), PLN tetap bertanggung jawab untuk melakukan investasi di daerah 3T sekalipun.

"PLN punya obligasi menyiapkan transmisi, tapi saudara-saudara di sana tidak mampu menyambung, banyak kerja sama tetapi gap masih besar," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper